jpnn.com, JAKARTA - Peneliti bidang legislasi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengaku heran dengan perdebatan atas kenaikan real count Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Alasannya karena kenaikan tidak hanya terjadi di partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu.
Lucius mengatakan, terjadinya lonjakan perolehan suara seharusnya wajar dalam perhitungan suara di KPU. Terlebih kenaikan tersebut tidak hanya terjadi pada PSI saja.
BACA JUGA: Suara PSI Melonjak, Begini Hasil Klarifikasi KPU Bantaeng
“Anggapan ini muncul karena hanya pada lonjakan suara PSI tudingan manipulasi muncul, sedangkan pada parpol lain yang juga mengalami kenaikan suara dianggap biasa saja,” katanya saat dihubungi, Selasa (5/3).
Jika yang menjadi perbandingan adalah hasil quick count dan real count, PSI bukan satu-satunya yang mengalami lonjakan melebihi quick count.
BACA JUGA: Real Count KPU Selasa Pagi: Rem Mendadak Persentase Suara PSI, Belum Maju Lagi
Dalam quick count Indikator, PKB hanya mendapatkan 10,49%. Namun, dalam real count KPU sementara, sudah mengantongi 11,54%.
Selain PKB, lonjakan juga terjadi pada Partai Gelora. Dalam quick count Indikator, Partai Gelora hanya mendapatkan 0,93%.
BACA JUGA: Adi Prayitno: Jangan Suuzan soal Lonjakan Suara PSI
Sedangkan di real count KPU sementara, sudah mencapai 1,49%. PSI di quick count Indikator memeroleh 2,81% dan real count KPU sementara di 3,13%.
“Dan mestinya dalam proses yang tengah berlangsung lonjakan suara terbuka bagi parpol manapun karena data yang masuk hampir pasti akan memberikan tambahan perolehan suara partai-partai,” jelas Lucius.
Menurut Lucius, PSI menjadi perhatian lantaran partai berlambang bunga mawar itu identik dengan Presiden Joko Widodo.
Sementara, kenaikan yang terjadi di partai lain tidak menjadi perhatian masyarakat.
“Saya menduga posisi PSI yang belakangan dianggap sebagai ‘Partai Jokowi’ menjadi sumber kemunculan kritikan atas PSI di Pemilu 2024 termasuk dalam hal perolehan suara mereka,” tutupnya. (dil/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif