jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Forum Aktivis Pasca Reformasi (FORMASI) Indonesia Moeda Syifak Muhammad Yus mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini telah membangun fondasi ekonomi Indonesia.
“Saya melihat, Pak Jokowi, sudah on the track dalam meletakkan fondasi ekonomi Indonesia menuju negara maju. Salah satunya tetap teguh sekuat karang memperjuangkan hilirisasi sumber daya alam," ungkap Syifak.
BACA JUGA: Bea Cukai Memperkuat Fondasi Ekonomi Nasional lewat UMKM
Syifakmenyampaikan hal itu di hadapan ribuan mahasiswa baru dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bertajuk ‘Menuju Indonesia Emas 2045: Transformasi Pendidikan, Potensi Bonus Demografi dan Harmoni Beragama Dalam Generasi Post Millenials,’ di Auditorium Harun Nasution, UIN Jakarta, Rabu (30/8/2023).
Menurut Syifak, hilirisasi merupakan jalan bagi Indonesia menjadi negara maju.
BACA JUGA: Bupati Ponorogo Nilai Jokowi Sukses Dalam Membangun Fondasi Ekonomi
“Sebab, dari situ (hilirisasi) negara kita punya nilai lebih dan jadi kekuatan ekonomi baru di dunia," ujar Syifak.
Menurut Syifak, langkah Presiden Jokowi ini sejalan dengan cita-cita menuju Indonesia maju.
BACA JUGA: Menuju Indonesia Emas 2045: Persatuan Bangsa dan Kesinambungan Jadi Kunci Keberhasilan
Hal itu juga tercermin dari adanya komitmen pemerintah menjaga kedaulatan ekonomi, baik di bidang politik maupun sumber daya alam.
Dia juga berharap generasi muda perlu banyak memahami literasi politik, terutama politik kebangsaan.
Sebab, sadar atau tidak sadar, nasib bangsa ke depan akan ditentukan oleh kebijakan politik.
Dia berharap pemimpin terpilih pada Pilpres 2024 adalah sosok yang memiliki komitmen sama dengan Presiden Jokowi yang sukses meletakkan fondasi ekonomi yang kuat dan mampu menjawab tantangan global.
Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi mampu berbicara utuh tentang bagaimana negara maju ke depan.
Syifak berharap pemimpin Indonesia ke depan adalah orang yang memiliki kepemimpinan kuat dan paham strategi menghadapi tantangan global, terutama geopolitik internasional.
“Harapannya generasi milenial dan generasi Z tidak hanya melihat popularitas semata, tetapi melihat pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang kuat, faktor kemampuan, faktor kecakapan dan kinerjanya,” kata Syifak.
Generasi Muda Bersiap
Syifak mengajak generasi muda bersiap menghadapi Indonesia Emas 2045.
Pasalnya, Syifak memperkirakan penduduk usia produktif mengalami peningkatan pada tahun 2030 mendatang.
Oleh karena itu, kata dia, generasi muda hari ini harus sadar bahwa akan menjadi kunci masa depan Indonesia.
"Ada sebuah istilah, student today leader tomorrow. Bahwa mahasiswa hari ini adalah pemimpin hari esok. Itu yang perlu ditanamkan kepada adik-adik sekalian bahwa Indonesia Emas 2045 adalah momentum kita tampil di pentas nasional sebagai garda terdepan membawa Indonesia maju,” kata Syifak.
Meski demikian, Syifak menilai bonus demografi itu ibarat pisau bermata dua.
Pada satu sisi, pada kesempatan itu menjadi momentum bagi anak-anak muda terbaik untuk tampil menjadi pemimpin.
Namun, pada sisi lain akan jadi persoalan jika generasi muda hari ini abai terhadap potensi dirinya dan acuh terhadap masa depan bangsanya.
“Bonus demografi jadi konsekuensi logis bagi tahun keemasan Indonesia di tahun 2045. Hal itu bisa menjadi peluang sekaligus bisa menjadi hambatan,” kata Syifak.
Dia menjelaskan menjadi peluang ketika generasi milenial maupun generasi Z hari ini mampu sadar akan potensi dirinya dan punya cara pandang yang panjang dalam banyak hal terkait Indonesia ke depan.
Namun, ini juga akan bisa menjadi sebuah ancaman serius bagi Indonesia kalau generasi hari ini abai atau tidak melakukan persiapan apapun.
“Yang akan dihadapi Indonesia 2045 adalah bukan Indonesia yang maju, yang adil, tetapi Indonesia yang penuh dengan pengangguran andai saat itu generasi mudanya tidak siap,” kata Syifak.
Syifak yang juga alumnus dari International Islamic University of Malaysia itu menjelaskan dalam sejarahnya, Indonesia hadir sebagai negara-bangsa tidak lepas dari peran para pemudanya dan kemajuan suatu negara selalu ada di tangan anak muda.
Pertanyaannya adalah apakah generasi mampu menentukan arah atau pasrah saja dilindas zaman.
“Generasi sekarang penentu arah atau pasrah ditentukan zaman, kemajuan selalu ada ditangan anak muda,” tegasnya.
Lebih lanjut, Syifak mengatakan mahasiswa yang dikenal sebagai agen perubahan harus mempersiapkan diri dalam memajukan Indonesia ke depan.
Dia mengingatkan mahasiswa tidak terlena dan sibuk dengan rutinitas harian, lalu abai dan lalai terhadap tugas-tugasnya dalam mengawal era keemasan Indonesia menuju negara maju.
Menurut Syifak, tugas sejarah mahasiswa itu adalah tetap bersama rakyat, memiliki kesadaran kritis terhadap bangsa dan negaranya dan berbuat yang terbaik mewujudkan cita-cita bangsa, Indonesia menjadi negara maju," tegas Syifak.
Selain itu, Syifak menyampaikan selain generasi muda penyokong Indonesia Emas 2045, dibutuhkan juga sosok pemimpin yang tepat untuk menghadapi tantangan tersebut.
“Paling penting menuju Indonesia maju adalah sosok pemimpin yang kua dan tegas. Dengan demikian mampu meletakkan fondasi ekonomi dan terus mengawal menuju Indonesia emas 2045,” ucap Syifak.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari