jpnn.com, JAKARTA - ForU.AI, perusahaan teknologi yang berdedikasi untuk mengubah privasi dan keamanan data, mengumumkan peluncuran teknologi yang dirancang untuk mengatasi masalah pengelolaan dan keamanan data pribadi di ekosistem Web2 dan Web3.
Di ekosistem Web2, kebocoran data pribadi terus menerus terjadi dan yang terbaru adalah kebocoran di Pusat Data Nasional yang berdampak signifikan bagi perekonomian nasional.
BACA JUGA: Grup MIND ID Pamer Teknologi Pengelolaan Air Ramah Iklim di Festival LIKE 2024
Banyaknya celah keamanan di ekosistem Web2 membuat banyak orang mulai berpikir untuk beralih mengandalkan teknologi di ekosistem Web3.
Mantan CEO dan Founder Tokocrypto Pang Xue Kai mengatakan bahwa dia mendirikan ForU.AI untuk menghadirkan solusi yang menyelesaikan berbagai masalah kebocoran data yang merugikan pemilik data pribadi.
BACA JUGA: Reddit Menyiapkan Dukungan AI Untuk Halaman Hasil Pencarian
Menurutnya, ekosistem Web2 tidak memungkinkan pemilik data pribadi memiliki mengelola dan mengontrol data mereka.
“ForU.AI hadir di tengah ekosistem Web3 yang semakin matang, terlihat dari berbagai peningkatan teknologinya, seperti protokol Layer 2 hingga aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang ramah pengguna. Di Indonesia, adopsi teknologi Web3 juga sudah tidak hanya sebatas pada perdagangan kripto tetapi juga sudah masuk ke aspek pengelolaan aset digital, Decentralized Autonomous Organizations, hingga memonetisasi data pribadi,” ujar Kai.
BACA JUGA: Jokowi Datang, Nama Anies Menggema di Kongres NasDem
Di awal kemunculannya beberapa tahun lalu, ekosistem Web3 dan teknologi yang ada di dalamnya masih berada di tahap awal. Meski banyak inovasi dan antusiasme, ekosistem Web3 masih di isi oleh berbagai proyek yang bersifat eksperimental, sebatas mengikuti hype, hingga spekulatif.
Kini, ekosistem Web3 sudah berbeda terlihat dari adopsi teknologi yang lebih masif, jumlah investasi, dan ekosistem pendukungnya. Web3 kini tidak lagi terbatas pada kripto.
Prinsip-prinsip desentralisasi, transparansi, dan kontrol pengguna sudah mulai diterapkan di berbagai industri, mulai dari keuangan dan seni hingga rantai pasok dan media sosial.
Seiring dengan masifnya adopsi teknologi Web3, ForU.AI turut menghadirkan solusi yang memungkinkan pengguna untuk mengelola dan memonetisasi data sesuai kehendak mereka.
ForU.AI dibangun dengan misi membangun ekonomi yang berpusat pada pengguna, menjadikan data sebagai kekuatan yang menghormati hak pengguna, menghargai kontribusi mereka, dan memberdayakan kehidupan digital mereka.
ForU.AI merupakan perusahaan pertama yang mengkombinasikan teknologi blockchain, artificial intelligence (AI), dan Decentralised Identity (DiD) untuk memfasilitasi interoperabilitas data pribadi di seluruh lingkungan Web2 dan Web3, termasuk pertukaran data di platform e-commerce, asuransi, AdTech, SocialFI, NFT, GameFI, dan lainnya. Penggabungan teknologi ini juga memastikan transaksi dan privasi data yang aman.
“Melalui ForU.AI, saya ingin membangun sebuah ekosistem di mana setiap individu memiliki kendali penuh atas data mereka dan dapat memanfaatkannya untuk keuntungan masing-masing individu. Dengan teknologi blockchain, AI, dan DiD, kami ingin memastikan bahwa setiap keputusan dan layanan yang kami tawarkan benar-benar berpusat pada pengguna, memberikan pengalaman yang dipersonalisasi dan sesuai dengan preferensi mereka di berbagai platform digital,” ujar Kai.
Pemilik data pribadi yang memonetisasi data mereka sesuai dengan preferensi masing-masing akan menerima insentif dalam bentuk ForU.AI Token (FUT) yang memiliki nilai moneter nyata dan dapat dipertukarkan di pasar kripto.
Saat ini, ForU.AI terus mengembangkan basis penggunanya melalui berbagai inisiatif. Salah satunya dengan mengembangkan gamifikasi melalui mini-app aplikasi Telegram yang mulai banyak digunakan oleh pengguna di Indonesia, setelah kemunculan Hamster Combat hingga NOT Coin.
Telegram mini-app milik ForU.AI tidak hanya membantu membangun komunitas, tetapi juga melengkapi sistem identitas digital dan token ForU.AI. Dengan menggunakan mini-app ini, pengguna bisa menghubungkan akun X (Twitter) untuk mendapatkan digital avatar berdasarkan sifat dan minat pengguna yang dianalisis sesuai kebiasaan pengguna di media sosial.
Melalui Telegram mini-app ini, pengguna bisa mengumpulkan koin dengan cara menyelesaikan quest, memainkan gim, hingga membagikan kode referral. Koin yang dikumpulkan nantikan akan bisa ditukar menjadi token setelah ForU.AI listing di platform pertukaran kripto.
Selain mendapatkan digital avatar dan token, pengguna juga bisa mendapatkan berbagai insight yang dianalisis oleh teknologi AI berdasarkan data pribadi masing-masing pengguna.
Ke depannya, ForU.AI akan menyediakan fitur discovery yang memberikan analisis AI tentang berbagai aspek kehidupan pengguna, seperti karir, kesehatan, hubungan pribadi, produk asuransi, hingga menjadi pusat direktori bagi komunitas pengguna.
Sejak meluncurkan aplikasi Beta, ForU.AI telah memiliki lebih dari 30 ribu pengguna dengan 30 ribu daily active user (DAU) melalui platform Untukmu.AI.
ForU.AI secara aktif terus membangun kolaborasi dengan ekosistem Web2 dan Web3, seperti Tokocrypto, Untukmu.AI, Safepal, Reku, Mindblowon, Nvidia, IBM, dan Microsoft.
Baru-baru ini, berada di bawah payung naungan Untukmu.AI, sebagai perusahaan afiliasi, ForU.AI terpilih sebagai salah satu dari 10 startup yang mendapatkan pembinaan oleh SSI x IBM dalam program Kemenkominfo.
ForU.AI juga bekerja sama dengan PolygonID, TON Blockchain, dan TOP Network untuk membawa inovasi ini ke dunia nyata, menciptakan ekosistem yang kuat dan kolaboratif untuk mendorong adopsi teknologi Web3 di berbagai sektor, termasuk di industri AI.
ForU.AI saat ini terus mengembangkan kolaborasi dengan menjajaki potensi kerja sama dengan sejumlah platform exchange crypto terbaik. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... YA Sebar 59 Video Porno Anak dan Orang Dewas Lewat Telegram
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti