jpnn.com, JAKARTA - Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid terus menerima dukungan agar putri keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu bisa maju menjadi Cawapres 2024.
Teranyar, Forum Ning dan Nyai Se-Jawa Timur di Tulungagung, pada Senin (28/8) ini mendeklarasikan dukungan kepada Yenny agar bisa menjadi cawapres.
BACA JUGA: Didukung Santri dan Kiai, Yenny Wahid Punya Basis di Akar Rumput
"Kami Forum Ning dan Nyai Se-Jawa Timur mendukung Ibu Yenny Wahid sebagai Cawapres 2024," kata Ketua Yayasan An Nawawi Nihayatus Sholichah dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/8).
Nihayatus mengatakan angka keterlibatan wanita dalam Pilpres 2024 akan tinggi apabila Yenny menjadi cawapres.
BACA JUGA: Gibran Sebut Nama Yenny Wahid, Ada Isyarat Kuat dari Jokowi?
"Sebab, Ibu Yenny Wahid diyakini dapat mendorong dan memaksimalkan partisipasi perempuan dalam politik sebesar 30 persen yang telah ditentukan dalam undang-undang," lanjutnya.
Nihayatus juga mengatakan terpilihnya Yenny menjadi cawapres bakal memberi sinyal kaum hawa punya peran dalam perpolitikan nasional.
BACA JUGA: Mas Gibran Yakin Yenny Wahid Bakal jadi Cawapres Terkuat di Pilpres 2024
"Dengan hadirnya Ibu Yenny Wahid sebagai Cawapres, akan menegaskan kepada bahwa perempuan di Indonesia memiliki peran yang penting dan menentukan dalam pemenangan pilpres dan membangun Indonesia di masa depan," kata dia.
Sebelumnya, Yenny juga menerima dukungan dari nelayan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur hingga Aliansi Nahdiyin-Santri Nusantara.
"Mendukung Mbak Yenny Wahid sebagai representasi politik para pengikut Gus Dur untuk dicalonkan sebagai cawapres pada Pemilu 2024," kata pengasuh Pondok Pesantren Muhyiddin Gebang Sukolilo Surabaya, Muhammad Hasan Badri saat deklarasi dukungan.
Hasan beralasan Yenny representasi politik para Gusdurian dan NU sehingga layak didukung menjadi Cawapres 2024.
"Sekaligus mewakili generasi muda NU untuk kembali memperkuat dan memperjuangkan nilai-nilai yang selama ini dibawa oleh almarhum Abdurrahman Wahid tentang kebhinekaan Indonesia," pungkasnya. (ast/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Aristo Setiawan