jpnn.com, JAKARTA - Forum Pemuda Indonesia-China kembali menggelar diskusi di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Tema forum ini Pengembangan Ekonomi Indonesia dan China dari Perspektif Berorientasi pada Rakyat.
BACA JUGA: Menpora Apresiasi Aksi Sosial Forum Pemuda dan Bamus Betawi
Forum ini menghadirkan Pakar Ekonomi Intan Salsabila Firman dan akademisi dari Universitas Presiden Harryanto Aryodiguno.
Intan menyatakan bahwa Indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA: Asrorun Niâam Jadi Anggota Kehormatan Forum Pemuda Betawi
"Dalam jangka pendek, Indonesia perlu meningkatkan konsumsi rumah tangga yang belakangan ini melemah. Sementara itu, dalam jangka panjang, Indonesia harus fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan memperbaiki fasilitas pendidikan dan kesehatan serta memperkuat penelitian dan pengembangan,” kata Intan.
Selain itu, Intan menekankan pentingnya peningkatan partisipasi Indonesia dalam rantai nilai global untuk meningkatkan efisiensi dan menjangkau pasar yang lebih luas.
BACA JUGA: Haris Rusly Moti: Saya Mendapat Informasi Suara Pramono-Rano Tidak Melampaui 50%
“Untuk mencapai tujuan ini, kerja sama dengan China dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan energi sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Indonesia telah menerima dukungan pendanaan hingga 73 miliar dolar AS dari Inisiatif Sabuk dan Jalan,” tambahnya.
Sementara itu, Harryanto Aryodiguno menekankan bahwa tujuan akhir pengembangan ekonomi adalah kesejahteraan rakyat.
“Seperti yang disampaikan Presiden Xi Jinping, filosofi pengembangan berorientasi pada rakyat menekankan bahwa setiap kerja sama dan pertumbuhan ekonomi harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Harryanto juga menekankan peran pemuda sebagai masa depan bangsa dan jembatan penting dalam mempererat hubungan persahabatan antara kedua negara.
“Saya berharap forum ini dapat mengeksplorasi lebih banyak peluang di bidang ekonomi digital, pembangunan hijau, pendidikan, dan kerja sama teknologi agar bermanfaat bagi masyarakat kita dan generasi mendatang," imbuhnya.
Acara ini dipandu Direktur Eksekutif Tenggara Strategics Riyadi Suparno, lembaga yang didirikan bersama oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), The Jakarta Post, dan Universitas Prasetiya Mulya.
Dalam sesi diskusi, peserta aktif membahas berbagai topik seperti perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengembangan pendidikan dan sumber daya manusia, tanggung jawab sosial perusahaan, serta pembangunan berkelanjutan.
Para ahli dan akademisi berpendapat bahwa dalam mendorong pengembangan ekonomi, kedua pemerintah harus memastikan kebijakan yang dirumuskan dan dilaksanakan dapat memberikan manfaat nyata bagi rakyat, terutama kelompok berpenghasilan rendah dan masyarakat di daerah terpencil.
Perwakilan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia di Jawa Doddy Nafiudin berbagi pengalaman mengenai peran PLN dalam memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan.
Program-program yang dijalankan mencakup: Kontribusi tahunan untuk perayaan hari raya, Proyek “Desa Harapan” untuk membantu masyarakat desa sekitar, program konservasi mangrove, proyek pengerukan Sungai Teralat.
Doddy juga menyampaikan bahwa pada 29 Mei 2023, Yayasan Beasiswa Harapan Annie resmi didirikan di PLN wilayah Jawa.
“Ke depannya, proyek ini akan memperluas cakupan pendanaannya. Kami berencana mendukung lebih banyak siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan tinggi, serta memberikan penghargaan bagi para guru yang berdedikasi di daerah pedesaan yang tertinggal,” ungkap Doddy.
Sesi tanya jawab berlangsung dinamis dengan partisipasi aktif dari pembicara dan peserta. Sejumlah guru dan dosen muda dari Akademi Masjid Istiqlal turut berdiskusi dan menyampaikan pandangan mereka.
Forum ini diinisiasi oleh Akademi Masjid Istiqlal, China Space, Pusat Kerja Sama dan Pertukaran Indonesia-China, serta Lembaga Pendidikan CNY Jakarta.
Mitra kerja sama meliputi Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jawadan OPPO (perusahaan teknologi inovatif dunia). (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Identitas Wanita Asal Surabaya Dibunuh Tanpa Busana di Malang
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti