PALABUHANRATU--Penolakkan rencana kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) terus terjadi di Sukabumi. Sebelumnya, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Palabuhanratu dan Forum Rakyat Miskin Bersatu (FRMB) Kota Sukabumi menentang kenaikkan BBM karena menyengsarakan rakyat. Giliran Forum Aktivis Sukabumi untuk Rakyat (Fraksi Rakyat) melakukan aksi penolakan rencana kenaikan harga BBM. Massa long mach ke Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) hingga Jalan Siliwangi Palabuhanratu menggunakan mobil lengkap dengan sound system.
Di Jalan Siliwangi, pendemo membakar foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono. Selain itu, pendemo menahan mobil dinas Camat Palabuhanratu, Dedi Chardiman yang saat itu melintas dari arah Citepus menuju Pendopo Kabupaten Sukabumi, Jalan Siliwangi. Aksi ini membuat Jalan Siliwangi macet karena mobil pendemo dan mobil camat berhenti di tengah Jalan Siliwangi. Tak pelak aksi ini menjadi perhatian sejumlah warga yang melintas.
Sekitar 15 menit pendemo berorasi diatas kap mobil Camat Palabuhanratu tersebut. Pak Camat pun emosi, keluar dari mobilnya dan meminta para pendemo membiarkan dirinya serta mobilnya meneruskan perjalanan karena sedang menjalankan tugas. Lantaran tak ada tanggapan dari pendemo, Camat Dedi Chardiman menyerahkan kunci mobilnya itu pada aktivis yang menghadangnya.
"Silahkan ambil kuncinya kalau mau dipinjam. Kunci mobil saya serahkan kepada saudara. Saya baru selesai mesosialisasi e-KTP di Desa Citepus. Sekarang masyarakat menunggu kedatangan saya," kata Dedi terlihat kesal seraya langsung melaju menggunakan kendaraan lain.
Sekitar 30 menit, para pendemo ini menyerahkan mobil camat pada petugas Kecamatan Palabuhanratu. Koordinatora Fraksi Rakyat, Rojak Daud mengatakan alasan pembakaran foto Presiden SBY dan Wapres Boediono itu bentuk perlawanan kebijakan pemerintah. "Penahanan mobil dinas ini juga sebagai bentuk simbol rencana kenaikan BBM itu harus dibatalkan," tegas Rojak yang didampingi Sekretarisnya, Firman Hidayat.
Aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sukabumi itu juga mengatakan bila pemerintah keukeuh menaikan harga BBM pasti menyengsarakan rakyat. "Kenaikan BBM ini berdampak pada kenaikan kebutuhan pokok lainnya. Ini jelas akan mengancam kedaulatan NKRI," tegas pria berambut gimbal ini.
Kenaikan harga BBM, kata Rojak merupakan persiapan liberalisasi sektor hilir migas. Ini karena, di sektor hulu pemodal asing sudah menguasai hingga 80-90 persen ladang minyak Indonesia. "Kenaikan BBM ini sudah mengacu pada harga pasar. Jika sudah mengaku kepada harga pasar, maka pemain asing pun bisa bebas bermain dalam penjualan BBM di Indonesia," bebernya.
Meski rencana pemberian bantuan langsung tunai (BLT) kata Rojak pada rakyat miskin, Rojak menganggap bantuan itu adalah merupakan cara pembodohan pada rakyatnya. "Seharusnya jangan dinaikan saja harga BBM-nya," tukasnya.(ryl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKB: Managemen dan Pelayanan Transportasi Buruk
Redaktur : Tim Redaksi