Foto SBY Dipecah, Bukti Rakyat Geram

Kamis, 15 Maret 2012 – 13:40 WIB

JAKARTA -- Anggota Komisi IX Fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka, menilai tindakan mahasiswa yang diduga memecahkan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Nusantara III DPR, Senayan, Rabu (15/3), seharusnya direspon dengan otokritik oleh SBY.

"Tindakan para mahasiswa adalah respon dari kekecewaan terhadap pemerintahan SBY yang mandul empati terhadap rakyatnya sendiri," kata Rieke Diah Pitaloka, kepada wartawan, di Senayan, Kamis (15/3).

Tidak hanya itu saja, kata Rieke, protes mahasiswa bahkan dengan aksi bakar diri, dibalas SBY lewat kadernya di DPR menjawabnya dengan aturan "rok mini".

Lalu, lanjut dia, buruh ancam aksi besar dan akan mogok jika BBM naik, SBY menjawabnya dengan membentuk satgas antipornografi. "SBY dengan kabinetnya yang miskin prestasi seperti memperolok-perolok rakyat," ungkap Rieke.

Dia menegaskan, ketika rakyat protes soal rencana kenaikan BBM sebesar 33,3 persen, SBY lewat Menteri Keuangan menjawab, kenaikan akan terjadi beberapa kali bahkan akan disertai kenaikan TDL. "Akibat pernyataan ini maka harga-harga naik 15 persen," terangnya.

"Petani protes tentang harga gabah yang anjlok, 100.000 nelayan di Jabar terancam tidak bisa melaut jika BBM naik, dijawab menteri-menteri SBY dengan bermain golf dan foto bersama caddy-Caddy yang memakai rok mini," sindir Rieke.

Politisi PDI Perjuangan, itu menambahkan lagi, apa yang dilakukan para mahasiswa tersebut justru mewakili kekesalan dan kemarahan rakyat yang "terhina" dengan sikap arogan yang diperlihatkan secara terang-terangan oleh SBY dan kabinetnya yang berprilaku seolah negara ini punya mereka. Menurutnya, publik sudah geram, karena seolah-olah BBM yang dihasilkan di republik ini punya SBY dan kroni-kroninya.

"Indonesia menghasilkan BBM 930.000 barel per hari. BBM itu punya rakyat, tapi kenapa logika yang dibangun, SBY  mensubsidi rakyat," ungkapnya.

Ia pun membandingkan dengan harga BBM per-liter di Iran Rp1.287. Di Nigeria meski banyak konflik kekerasan dan perang saudara, namun harga BBM hanya sekitar Rp1.170 per liter.

Di Turkmenistan harga BBM hanya sekitar Rp936 per liter, Venezuela bahkan rakyatnya menikmati harga BBM sekitar Rp585 per liter.”Sementara di Indonesia, rakyat harus membeli dengan harga Rp4500 per-liter, sekitar delapan kali lipat dari ongkos produksi yang dikeluarkan dan harga tersebut masih akan terus dinaikan oleh SBY," imbuhnya.

Rieke  mengajak mahasiswa di seluruh Indonesia untuk terus melakukan pengorganisiran diri, bergabung bersama elemen rakyat lainnya untuk terus suarakan tolak kenaikan BBM. "Dan tolak rezim neolib penindas rakyat," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilarang Menkes, Tukang Gigi Terancam Nganggur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler