AMSTERDAM - Buramnya wajah dunia tergambar pada foto-foto pemenang penghargaan World Press Photo 2012 yang diumumkan kemarin di Amsterdam, Belanda. Penghargaan tertinggi (World Press Photo of the Year) diraih Paul Hansen dari koran Dagens Nyheter, Swedia. Dia memotret suasana pemakaman jenazah dua anak Palestina yang dirudal Israel pada November 2012.
"Kekuatan foto itu terletak pada kontras antara kemarahan dan duka orang dewasa dan wajah tak berdosa anak-anak," kata Mayu Mohanna, salah seorang juri dari Peru. "Ini foto yang tak bakal terlupakan," tegas Mohanna.
Jepretan Hansen pun meraih penghargaan tertinggi kategori spot news single photograph sekaligus yang terbaik pada keseluruhan kompetisi tersebut. Dia jawara pada kontes dengan sembilan kategori penghargaan yang diterima 54 fotografer dari 32 negara tersebut.
Total, ada 103.381 karya dari 5.666 fotografer dari 124 negara. Juri berjumlah 19 orang, dipimpin Associated Press Director of Photography Santiago Lyon.
Foto Hansen memang terlihat dramatis. Barisan pelayat menggotong jenazah dua bersaudara Suhaib Hijazi dan Muhammad Hijazi, balita berumur 2 dan 3 tahun, pada lorong kota di Gaza. Ayah mereka meninggal, ibu mereka tak sadarkan diri di rumah sakit. "Saya senang dengan penghargaan ini. Tapi, saya juga masih sangat sedih mengingat momen duka itu," kata Hansen sebagaimana dikutip Associated Press.
Selain itu, foto-foto dramatis lain yang punya unsur sisi kemanusiaan (human interest) mencuri perhatian. Misalnya, karya Micah Albert dari Redux Images, pemenang pertama contemporary issues single. Dia memotret perempuan pemulung dari Kenya yang sedang beristirahat di tengah gunungan sampah.
Di sela-sela memulung sampah, dia menyempatkan diri membaca buku. "Ini (membaca buku) memberi saya hal lain selain memunguti sampah," ujar perempuan tersebut. (c10/dos)
"Kekuatan foto itu terletak pada kontras antara kemarahan dan duka orang dewasa dan wajah tak berdosa anak-anak," kata Mayu Mohanna, salah seorang juri dari Peru. "Ini foto yang tak bakal terlupakan," tegas Mohanna.
Jepretan Hansen pun meraih penghargaan tertinggi kategori spot news single photograph sekaligus yang terbaik pada keseluruhan kompetisi tersebut. Dia jawara pada kontes dengan sembilan kategori penghargaan yang diterima 54 fotografer dari 32 negara tersebut.
Total, ada 103.381 karya dari 5.666 fotografer dari 124 negara. Juri berjumlah 19 orang, dipimpin Associated Press Director of Photography Santiago Lyon.
Foto Hansen memang terlihat dramatis. Barisan pelayat menggotong jenazah dua bersaudara Suhaib Hijazi dan Muhammad Hijazi, balita berumur 2 dan 3 tahun, pada lorong kota di Gaza. Ayah mereka meninggal, ibu mereka tak sadarkan diri di rumah sakit. "Saya senang dengan penghargaan ini. Tapi, saya juga masih sangat sedih mengingat momen duka itu," kata Hansen sebagaimana dikutip Associated Press.
Selain itu, foto-foto dramatis lain yang punya unsur sisi kemanusiaan (human interest) mencuri perhatian. Misalnya, karya Micah Albert dari Redux Images, pemenang pertama contemporary issues single. Dia memotret perempuan pemulung dari Kenya yang sedang beristirahat di tengah gunungan sampah.
Di sela-sela memulung sampah, dia menyempatkan diri membaca buku. "Ini (membaca buku) memberi saya hal lain selain memunguti sampah," ujar perempuan tersebut. (c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenderal Iran jadi Korban Oposisi Syria
Redaktur : Tim Redaksi