Founder LSPR: Penanganan Individu Dewasa Autistik Perlu Keterlibatan Perguruan Tinggi

Minggu, 29 Oktober 2023 – 20:36 WIB
Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business London School of Public Relations Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, FIPR saat membuka forum diskusi orang tua untuk penanganan individu dewasa autistik. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Orang tua yang memiliki anak autistik jangan pernah malu, bahkan mengucilkan buah hatinya.

Penderita autistik harus diberikan penanganan khusus dengan penuh cinta.

BACA JUGA: Public Relations Jasa Raharja Raih LSPR Alumni Excellence Awards 2023

Sayangnya masih banyak yang belum paham bagaimana menangani individu autistik, apalagi ketika mereka bertransisi memasuki usia dewasa.

Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business London School of Public Relations Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, FIPR mengatakan penguruan tinggi harus terlibat dalam penanganan individu autistik.

BACA JUGA: Gandeng LSPR, Pemkot Bekasi Kembangkan Desa Kreatif Jatirangga

Itu sebabnya LSPR menggelar forum diskusi orang tua untuk membahas penanganan individu dewasa autistik. 

Forum diskusi ini menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan, yaitu terapis, konsultan anak berkebutuhan khusus, dan orang tua yang memiliki anak individu dewasa autistik. 

BACA JUGA: LSPR Segera Punya Gedung Baru di Transpark Bekasi

"Penanganan individu autistik tentu memiliki tantangan dan butuh perhatian khusus termasuk cinta yang tulus," kata pendiri LSBA dan London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) yang juga orangt tua dari individu autistik ini saat membuka forum diskusi yang diselenggarakan di Kampus LSPR, Minggu (29/10).

Menurut Badan Pusat Statistik, saat ini di Indonesia terdapat sekitar 270,2 juta dengan perbandingan pertumbuhan anak autistik sekitar 3,2 juta anak (BPS, 2020).

Pusat Data Statistik Sekolah Luar Biasa mencatat jumlah siswa autistik di Indonesia pada 2019 sebanyak 144.102 siswa (Kemendikbud, 2020). 

Peserta yang hadir sebagian besar merupakan orang tua dari individu dewasa autistik. Saat diskusi, peserta bisa berinteraksi interaktif dan memperoleh informasi mendalam mengenai penanganan individu dewasa autistik yang tepat.

"Forum ini berkelanjutan untuk menjadi sarana diskusi dan berbagi pengetahuan menangani individu dewasa autistik yang membutuhkan kemampuan mandiri, mengeksplorasi potensi, kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi, menjawab tantangan dalam merawat dan memenuhi kebutuhan individu dewasa autistik, memberikan dukungan sosial kepada orang tua," kata Prita.

Dia menambahkan individu autistik membutuhkan orang untuk bersandar, memahaminya dan empati.

Lalu, mentor yang dapat menggali potensinya serta suporter yang selalu mendorong individu autistik untuk terus berkembang dan mempunyai kemajuan.

"Para orang tua juga tidak boleh memikirkan ketakutan dan jangan putus harapan, tetap semangat mendampingi tumbuh kembang dan menggali potensi anak-anak kita," terangnya.

Panel terbagi dua, sesi panel pertama mengangkat topik  "Menggali Potensi Individu Dewasa Autistik” dipandu oleh moderator Hersinta, P.hD (Head of Centre for Asean Autism Studies) menghadirkan pembicara, yaitu Joanes Juwanda Amd. OT. (Okupasi Terapis Daya Pelita Kasih) dan Nila Sulaiman (Founder of Yayasan Cinta Harapan Indonesia & Orang tua Rayhan). 

Joanes menyampaikan ada lima hal untuk menggali potensi individu dewasa autistik melalui pengelolaan responi adaptif.

Pertama menawarkan pengalaman berkegiatan yang menyenangkan, membangun kedekatan dan keakraban emosional, memastikan pendampingan yang konsisten, pengelolaan stres respons dan membangun peralihan dari respon reflektif ke respons kognisi atau respons dengan kesadaran berpikir. 

Dilanjutkan panel sesi dua dengan topik "Tantangan dan Kebutuhan Hidup Individu Dewasa Autistik".

Dipandu oleh moderator Dr. Chrisdina Wempi (Head of LSCAA & LSBA) serta menghadirkan pembicara Tri Gunadi (Konsultan anak berkebutuhan khusus dan Founder Yamet Child Development Center & Dosen Vokasi UI), Dr. Zulfikar Alimuddin (Founder of Yayasan Cinta Harapan Indonesia & orang tua Rayhan) dan Damar Kristianto (orang tua Fauzan - Alumni of LSBA). 

Tri Gunadi menjabarkan mengenai Tantangan Individu Autistik Dewasa , di antaranya kurangnya motivasi dan disiplin, terdistraksi, berpikir secara berlebihan, malas dan suka menunda, dan ragu. 

Dalam mengatasi tantangan ini, diperlukan dukungan sosial dari keluarga, sekolah dan pusat terapi sangat penting untuk menipiskan masalah-masalah tersebut.

Individu Autistik dewasa seharusnya diajarkan sejak dini mengatasi optimum stres sehingga nanti akan sukses di masa remaja dan dewasanya. 

"Optimum stres mengajarkan anak akan mudah menangani masalah adaptasi, gangguan sensori," kata Tri Gunadi. 

Dr. Zulfikar menyampaikan dalam menggali potensi individu autistik, tidak perlu dikejar waktu atau berlomba untuk apapun, karena setiap anak mempunyai pencapaiannya masing-masing.

Diskusi ditutup dengan sambutan Kemal Effendi Gani yang mengatakan forum diskusi ini diharapkan bisa mendukung orang tua dan agar individu dewasa autistik bisa menjadi mandiri serta berdaya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkatkan Literasi Kesehatan Generasi Muda, Good Doctor Berkolaborasi dengan LSPR


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler