Foxconn Minta Support Brand Lokal

Sabtu, 28 Juli 2012 – 01:47 WIB

JAKARTA - Rencana investasi raksasa teknologi informasi (TI) asal Taiwan, Foxconn Technology Group, menunjukkan progres positif. Pemerintah yang menindaklanjuti minat Foxconn dengan mendatangi langsung kantor pusatnya di Taiwan membawa hasil sejumlah permintaan.
      
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi mengatakan selain masalah penyediaan lahan dan insentif, Foxconn menginginkan Indonesia bisa memiliki"local brand"dalam sektor industri TI. Nantinya, brand lokal tersebut bisa bekerja sama dengan Foxconn sebagai industri perangkat kerasnya (hardware).
      
"Target besarnya Indonesia ingin memiliki ekosistem IT."Nah, karena Foxconn sudah sepakat untuk mendukung di sisihardware-nya, maka harus ada"brand"yang menjadi"local king. Ini sedang kita bicarakan dengan industri ponsel lokal, kita akan munculkan itu," jelasnya usai rapat terbatas kabinet di Kementerian Perindustrian Jumat (27/7).
      
Budi menerangkan, saat ini jenis produk yang bakal difokuskan oleh Foxconn untuk diproduksi di Indonesia telah diputuskan. Perusahaan yang juga menjadi produsen produk-produk Apple inc ini bakal konsentrasi ke produk ponsel, ebook, computer tablet, dan smart tv.
      
Padahal, sejauh ini, ungkap Budi, industrialis elektronik, khususnya ponsel di Indonesia, masih menyandarkan diri pada ponsel-ponsel impor. Maka dari itu, pihaknya mengharapkan bahwa nantinya produsen ponsel lokal di Indonesia akan memproduksi di dalam negeri. sehingga, pihaknya pun dalam waktu ini akan mempertegas upaya pengurangan impor ponsel.
      
"Importasi ponsel kita sangat tinggi. Rata-rata setahun saja kita impor mencapai 45 juta unit, dengan nilai mencapai USD 5,2 miliar. Karena itu kita akan mengurangi volume impor ponsel. Sehingga mereka harus bikin di sini untuk mendukung Foxconn," jelasnya.
      
Sementara itu, Presiden SBY mendukung investasi yang dilakukan Foxconn. Menurutnya, Indonesia saat ini memang perlu untuk mendorong kerjasama dengan partner Negara lain untuk industri informasi dan teknologi.

"Dalam lima tahun, bisa punya tiga keuntungan. Pertama ada menyerap"intellectual unemployment, kedua adalah produk-produknya menguntungkan sektor seperti pendidikan, dan ketiga adalah komponennya bisa diekspor dengan brand Indonesia sendiri," tuturnya di tempat yang sama.
      
Sebagai catatan, proyek Foxconn asal Taiwan tersebut memiliki nilai investasi mencapai USD 10 miliar dalam jangka waktu 5-10 tahun. Rencananya, proyek akan dilakukan dalam tiga tahap. Proyek ini akan menyerap 300 ribu tenaga kerja dari semua level keahlian. "Terutama unutk engineer, Foxconn butuh 60 ribu orang," ungkap Budi Darmadi. (gal/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Kedelai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler