PALANGKA RAYA - Kapolda Kalteng Brigjen Pol, Damianus Jackie, mempersilakan masyarakat yang merasa dirugikan atas aksi penolakan pembentukan dan pelantikan pengurus FPI tersebut dapat melapor ke pihak kepolisian setempat. “Kita sudah sepakat siapa yang melakukan tidakan kekerasan akan ditidak sesuai aturan yang berlaku. Jadi siapa yang merasa dirugikan, dipersilakan melapor ke Polres Palangka Raya,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng Lukas Tingkes menegaskan bahwa perusakan terhadap rumah dan pembakaran tenda yang terletak di Jalan Meranti oleh sejumlah massa penolak pembentukan serta pelantikan pengurus FPI di Kalteng, Sabtu (11/2) lalu, siap dipertanggungjawabkan dan akan diberi ganti rugi oleh Gerakan Pemuda Dayak Indonesia (GPDI) Kalteng.
"Kita akan mencari solusi dan tidak akan membiarkan begitu saja. Pasti akan ada ganti rugi lah. Kita kan menginginkan terciptanya kerukunan dan perdamaian. Kita tak ingin ada yang dirugikan," jelasnya.
Lukas Tingkes juga membantah bahwa perusakan dan pembakaran tersebut dikondisikan, melainkan spontanitas massa karena melampiaskan kekesalan tidak ditemukannya utusan FPI Pusat. Apalagi, jumlah massa yang hadir tersebut diluar dugaan dan datang dengan sendirinya, sehingga pihak DAD sulit mengontrol pergerakan massa.
"Itukan (massa) dari berbagai unsur suku, agama, golongan dan lainnya. Jadi tidak kita kondisikan. Kita ini hanya menolak kehadiran FPI, bukan malah menimbulkan keributan," tegas mantan Walikota Palangka Raya ini.
Mengenai adanya sikap bersama terhadap penolakan kehadiran FPI di Bumi Tambun Bungai dan mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, DAD Kalteng akan berupaya mengambil bagian. Yakni mulai dari menenangkan masyarakat yang masih terprovokasi dengan isu-isu tidak jelas, serta mensosialisasikan sikap bersama yang telah disusun oleh pemerintah bersama para tokoh agama, suku, dan golongan.
Selain itu, Lukas Tingkes menyayangkan sikap FPI yang langsung masuk ke Kalteng tanpa ada komunikasi maupun koordinasi dengan para tokoh masyarakat, agama, maupun adat.
“Kita akan meredakan emosi massa. FPI juga seharusnya melakukan koordinasi dengan kita lah sebelum masuk ke Kalteng. Coba komunikasi dulu dengan pak Sabran Achmad (Ketua DAD Kalteng). Jadi tidak miskomunikasi seperti sekarang ini. Tapi Intinya, Kita tetap menolak (FPI, red) masuk ke Kalteng. Belum waktunya lah," pungkasnya. (dot/jwr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Desak Polisi Tangkap Perampok Kotak Amal Masjid
Redaktur : Tim Redaksi