jpnn.com - JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI Jazuli Juwaini mengapresiasi ketegasan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang tidak akan menormalisasi hubungan dengan penjajah Israel, di tengah banyaknya tekanan terhadap Indonesia agar melakukan normalisasi.
"Apresiasi kepada Ibu Menlu yang dengan tegas membantah isu normalisasi hubungan dengan Israel. Fraksi PKS terus mendukung dan mengawal sikap yang merupakan cerminan konstitusi kita tersebut," kata Jazuli, Sabtu (13/4).
BACA JUGA: Mengadu ke AS, Israel Kelimpungan Menghadapi Kebijakan Tegas Turki
Menurut Jazuli, ketegasan sikap tersebut diharapkan sebagai sikap bulat dan kompak jajaran pemerintahan lainnya, terutama kementerian bidang ekonomi, karena isu normalisasi kembali mencuat dikaitkan dengan rencana bergabungnya Indonesia menjadi anggota OECD atau Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan.
"Tidak ada alasan apa pun yang membuat Indonesia menormalisasi hubungan dalam bentuk apa pun dengan zionis Israel yang nyata-nyata melakukan penjajahan dan genosida atas rakyat Palestina," ungkapnya.
BACA JUGA: Dr. Salim - Fraksi PKS Buka Puasa Bersama Media, Sampaikan Pesan Kebangsaan
Jazuli Juwaini yang juga wakil presiden Anggota Parlemen Muslim Dunia (IIFP) menyatakan bahwa bagi Indonesia penolakan atas Israel adalah amanat konstitusi yang secara tegas menyatakan tugas dan tanggung jawab untuk menghapuskan segala bentuk penjajahan di atas dunia.
"Israel jelas menjajah bangsa Palestina, merampas tanah mereka, dan membantai warga sipil anak-anak, perempuan, dan orang tua. Normalisasi hubungan dengan penjajah jelas mencederai amanat konstitusi, melukai perasaan kolektif rakyat Indonesia, sehingga haram hukumnya," kata Jazuli.
BACA JUGA: Ingin Beri Pelayanan kepada Pemudik, Presiden PKS Buka Posko Mudik
Sebaliknya, lanjut Jazuli, Indonesia berdiri tegak membela hak-hak rakyat Palestina hingga memperoleh kemerdekaannya. "Sampai kapanpun Indonesia pro Palestina dan anti penjajah Israel," ungkap anggota Komisi I DPR RI itu. (*/boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi