Fraksi PKS Menyesalkan AS Memveto Resolusi PBB Soal Gencatan Senjata di Gaza

Sabtu, 16 Desember 2023 – 17:45 WIB
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini. Foto: Humas Fraksi PKS.

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini sangat kecewa dan menyesalkan veto Amerika Serikat terhadap Resolusi Gencatan Senjata Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan kekerasan di Gaza, Palestina.

Dengan adanya veto tersebut, maka DK PBB gagal menghasilkan resolusi meski disponsori 102 negara termasuk Indonesia.

BACA JUGA: Ribuan Buruh Bakal Demo, Desak Revisi Upah hingga Hentikan Perang Israel-Palestina

Jazuli mengatakan bahwa kondisi di Gaza sudah sangat memprihatinkan, sehingga membutuhkan intervensi kemanusiaan dari dunia.

Sebanyak 18 ribu lebih rakyat Palestina, yang mana 8.000 lebih terdiri dari anak-anak dan 6.200 perempuan, meninggal dunia.

BACA JUGA: BAZNAS Garut Salurkan Bantuan Kemanusiaan Palestina Rp 1 Miliar

"Fraksi PKS DPR RI sangat menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza meskipun lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, ikut mensponsori resolusi tersebut," kata Jazuli dalam keterangannya, Sabtu (16/12).

Dia mengaku heran karena ketika dunia sudah begitu perih melihat kekejaman agresi Israel yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban sipil dan jelas mengarah kepada genosida, AS justru ini hal itu terus berlangsung.

BACA JUGA: Menyuarakan Kemerdekaan Palestina, Fraksi PKS DPR RI Datangi KT HAM PBB di Swiss

"Pantas kita untuk bertanya, di mana rasa kemanusiaan AS? Di mana pembelaan hak asasi manusia yang selama ini diagung-agungkan dan dijadikan agenda global politik luar negeri AS? Kami sangat kecewa AS telah mati rasa kemanusiaannya di mata dunia," ungkap Jazuli. 

Wakil presiden Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia (IIFP) itu menilai apa yang dilakukan AS sangat ironi. Sebab, lanjut dia, negara kampiun demokrasi yang mengeklaim membela hak asasi manusia, justru memveto resolusi kemanusiaan untuk perang dengan korban jiwa sipil begitu besar.

Dia mengatakan korban di depan mata dunia terdiri dari anak-anak, perempuan, dan orang tua seolah tiada artinya di mata AS.

"Apa yang dilakukan AS dan negara-negara pendukung agresi tidak mencerminkan penghormatan terhadap Piagam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang baru saja diperingati PBB sebagai hari HAM Dunia 10 Desember lalu," kata Jazuli.

Anggota DPR Dapil Banten ini tidak yakin veto AS mencerminkan padangan politik mayoritas masyarakat Ameria Serikat.

Sebaliknya, Jazuli melihat veto ini merupakan kepentingan politik Pemerintah AS di bawah Joe Biden yang membab ibuta mendukung apa pun yang dilakukan Israel. 

Menurut Jazuli, dunia menyaksikan untuk kesekian kalinya AS telah nyata-nyata melakukan standar ganda dalam melihat persoalan HAM dan kemanusiaan.

Dia juga meyakini bahwa ketertiban dan perdamaian dunia tidak mungkin terwujud jika negara-negara dunia apalagi yang memiliki power besar terus menerapkan standar ganda.

"Kami sampaikan dengan tegas bahwa Indonesia tetap dan terus berada di belakang rakyat Palestina, membela hak hidup rakyat Palestina, dan berjuang agar Palestina merdeka dan berdaulat. Setop agresi. Setop genosida. Untuk itu, atas nama kemanusiaan dan HAM, gencatan senjata harus diwujudkan segera tak peduli veto AS," pungkas Jazuli. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler