jpnn.com, MEDAN - Elemen masyarakat dan pemuda yang tergabung dalam Front Demokrasi Sumatera Utara (FDSU) menyuarakan keprihatinan serta menggulirkan aksi untuk melawan politik dinasti dan neo-orde baru (Orba) yang tengah dilakukan penguasa saat ini.
Mereka melakukan aksi di Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan, Jalan Sisingamangaraja XII, Medan, Kamis (7/12).
BACA JUGA: Ribuan Massa Berkumpul di Lapangan Dengung, Yogyakarta untuk Doakan Ganjar-Mahfud
Massa menyuarakan sikapnya terkait politik dinasti yang terang-terangan dipertontonkan penguasa dengan ditopang oligarki menunggangi neo-orba dengan merusak sistem demokrasi.
"Hari ini kami bergerak, untuk mencegah tangan-tangan kekuasaan mencengkeram hak-hak rakyat untuk menjalankan proses demokrasi secara bersih. Serta tangan-tangan kekuasaan yang digunakan untuk mengintimidasi rakyat yang bersuara," kata koordinator aksi dari FDSU Johny Sitompul dalam keterangannya.
BACA JUGA: Aaliyah Massaid Tegaskan Tidak Punya Masalah dengan Fuji
Johny menyatakan rezim hari ini telah menjalankan politik dinasti secara jelas. Penguasa memanfaatkan tangan MK telah melanggengkan dinasti politik itu.
"Kita harus bersatu, lintas generasi harus sama-sama menyuarakan bahwa demokrasi harus ditegakkan, serta politik dinasti dan oligarki harus dihancurkan," tegasnya.
BACA JUGA: Omongan Ade Armando Bikin Marah Warga Jogja, Kantor PSI Digeruduk Massa
DPP Forum Lintas Agama Saruhum Sinaga dalam orasinya menyatakan saat ini sedang terjadi pengebirian demokrasi dengan adanya politik dinasti yang menyengsarakan rakyat.
"Karena itu, kita masyarakat Sumatera Utara harus menolak politik dinasti. Jangan biarkan politik dinasti melenggang, jangan ada kaum milenial yang teraniaya dengan adanya politik dinasti. Dulu pejuang republik ini menghalau penjajah, maka saat ini tugas kita mengawal demokrasi," tegasnya.
Sedangkan elemen GERAK 98 Mian menyatakan angkatan 1998 berhasil menggulingkan Orba, tetapi rezim hari ini justru lebih bobrok karena memfasilitasi oknum yang telah merusak demokrasi untuk bisa berkuasa.
"Kita bukan ingin melawan personal. Tetapi sistem yang ingin merusak tatanan demokrasi. Hari ini Jokowi berkolaborasi dengan orang yang antidemokrasi, kita ketahui bersama bahwa Prabowo Subianto adalah orang yang punya rekam jejak buruk," ungkapnya.
Sedangkan budayawan Idris Pasaribu mengajak generasi muda untuk melek akan kondisi bangsa saat ini.
"Suara rakyat adalah suara Tuhan, yang menentukan tegaknya demokrasi. Kalau kita ingin negara ini maju, maka pilihlah pemimpin yang benar-benar demokratis dan benar-benar memikirkan rakyat, bukan segelintir orang apalagi kroninya," kata Idris. (Tan/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foto Bareng Fuji, Aaliyah Massaid: Enggak Ada yang Berantem
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga