FSGI: Kekerasan di Pendidikan Selama 2017 Makin Mengerikan

Minggu, 31 Desember 2017 – 20:24 WIB
Pelajar tewas saat adu gladiator dengan senjata tajam. Foto: JPG/Pojoksatu

jpnn.com, JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai kekerasan di pendidikan selama 2017 semakin masif dan mengerikan.

Sekjen FSGI Heru Purnomo mencontohkan di Sukabumi, siswa kelas 3 SD yang bernama SR (9 tahun) tewas setelah terlibat perkelahian dengan temannya di belakang sekolah.

BACA JUGA: Tak Sangka, Pelajar Pendiam Itu Tewas Ikut Duel Gladiator

Walaupun berdasarkan hasil autopsi, kematian SR bukan disebabkan oleh pukulan temannya, akan tetapi pukulan tersebut mengakibatkan SR terjatuh dan pingsan.

Karena SR memiliki sakit bawaan berupa pengentalan darah, maka posisi jatuh tersebut mengakibatkan darah yang kental tidak bisa mengalir secara lancar.

BACA JUGA: Negara Harusnya Gotong Royong Bukan Berkelahi

Di Lombok Barat, KPAI dan SGI Mataram pernah menerima laporan terkait kasus pemukulan terhadap sejumlah siswa yang kerap dilakukan seorang oknum guru.

Bahkan, kekerasan tersebut diam-diam ada yang merekam dan menjadi barang bukti.

BACA JUGA: Duel Gladiator di Bogor, Pelajar Tewas

Uniknya, guru tersebut justru menjadi “andalan” kepala sekolah dalam menertibkan para siswa.

Kepala sekolah justru sangat menaruh hormat dan kebanggan terhadap guru tersebut.

"Beberapa video kekerasan di sekolah juga sempat viral di media sosial, karena ada yang mengunggah," kata Heru, Minggu (31/12).

Misalnya video dari salah satu daerah terpencil di Maluku. Video yang beredar tersebut memerlihatkan empat siswi sedang ditampar oleh seorang guru perempuan.

Atau video kekerasan pemukulan terhadap seorang siswa yang cukup sadis pada salah satu sekolah di Pontianak dan dilakukan di dalam kelas.

"Video-video tersebut sempat viral di media sosial dan menjadi berita juga di beberapa media massa. Saat ini, dengan kemajuan teknologi, apapun yang terjadi meski di daerah terpencil dapat diketahui publik," terang Heru.

Di luar sekolah, tetapi masih melibatkan siswa junior, siswa senior dan alumni juga terjadi beberapa peristiwa adu tarung gladiator, bahkan mengakibatkan korban tewas.

Misalnya, kasus gladiator Bogor yang melibatkan siswa dan alumni dari SMA Budi Mulia serta SMA Mardiyuana menewaskan Hilarius.

Kasus serupa juga terjadi di kota Sukabumi yang melibatkan SMP 6 dan SMP Muhamadiyah Kota Sukabumi.

Meskipun tidak ada korban meninggal, tapi video tarung gladiator yang beredar di media sosial sangat mengerikan.

Bahkan yang terakhir, terjadi di Rumpin, Kabupaten Bogor yang menewaskan MRS karena luka bacok dan mengakibatkan korban kehabisan darah.

Adu gladiator ini melibatkan siswa SMP dari SMP Asy dan SMP A di Rumpin, Kabupaten Bogor.

Heru melanjutkan, sejumlah kekerasan yang dilakukan guru terhadap siswanya juga terjadi di beberapa sekolah.

Misalnya kasus siswa sebuah sekolah di Tangerang yang dihukum push-up kemudian ditendang oleh oknum guru di dalam kelas.

Ada juga video oknum guru SD menjewer telinga siswanya hingga memerah dan sang murid tampak kesakitan.

Dalam video lain, ada oknum guru yang menampar siswanya satu persatu setelah memeriksa buku hasil kerja siswanya.

"Melihat kondisi ini FSGI mendesak agar guru-guru harus diberi pelatihan cara mencegah dan menangani kekerasan di sekolah. Sebab banyak guru dan kepala sekolah gagap dalam menghadapi kekerasan di sekolah. Selain itu pemerintah harus melakukan percepatan dan sosialisasi program sekolah ramah anak," paparnya. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duel Gladiator Antarpelajar, 1 Tewas Kena Luka Bacok


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler