jpnn.com, JAKARTA - Seperti di tahun-tahun sebelumnya, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) kembali membuka posko pengaduan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) 2018.
Menurut Sekjen FSGI Heru Purnomo, pemantauan pelaksanaan UNBK hari pertama didominasi laporan kendala teknis sebelum dan saat pelaksanaan. Misalnya, keterbatasan jumlah komputer sebagaimana terjadi pada salah satu sekolah di Bima yang hanya memiliki 5 unit komputer. Kebutuhan keseluruhan 63 unit, bantuan dari Dinas Dikbud NTB sebanyak 23 unit.
BACA JUGA: Sekolah Diminta Waspadai Pencurian Komputer untuk UNBK
“Kekurangannya kemudian dipenuhi melalui kerja sama dengan sekolah terdekat, seperti pinjam ke SMP atau SMA,” kata Heru, Selasa (3/4).
FSGI sudah membuka posko pengaduan UNBK sejak pertengahan Maret 2018 dan direncanakan hingga usai UNBK pada akhir April 2018. Pada tahap persiapan UNBK, FSGI banyak menerima laporan kekurangan sarana prasarana khususnya komputer client.
BACA JUGA: Jangan karena UNBK, Sekolah Korbankan Siswa
“Beberapa daerah mengatasi kekurangan clent ini dengan memanfaatkan adanya perbedaan jadwal antar jenjang, seperti Dikbud Provinsi NTB yang berkoordinasi dengan Kemenag dan Dikbud Kabupaten Kota agar sekolah saling meminjam komputer antar jenjang yang berbeda jadwal UNBK-nya," bebernya.
Hari pertama UNBK tingkat SMK yang pelaksanaannya mulai 2 April 2018 secara umum berjalan dengan baik, misalnya laporan yang diterima dari para guru anggota FSGI di berbagai sekolah di DKI Jakarta, Bekasi dan Tasikmalaya (Jawa Barat), Kota Jambi (Jambi), Kota Medan (Sumatera Utara), Mataram, Bima dan Dompu (NTB).(esy/jpnn)
BACA JUGA: Tak Ada Internet, UNBK Terpaksa Offline
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerugian Sekolah Capai Rp 3,862 Miliar
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad