FSK: Ada Masyarakat Minta Divaksinasi Lagi Demi Uang Transpor

Minggu, 29 Agustus 2021 – 20:35 WIB
Dr Sri Rohyanti Zulaikha, SAg.,SIP. MSi, dosen dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Foto tangkapan zoom

jpnn.com, JAKARTA - Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Sri Rohyanti Zulaikha mengatakan saat ini masyarakat masuk di masa transisi dan kehidupan baru akibat pandemi Covid-19. Hal yang dulu tabu sekarang sudah menjadi kebiasaan.

"Covid-19 tidak akan bisa hilang makanya semua jadi berubah dari aspek kesehatan dan sosial ekonomi," kata Sri Rohyanti dalam dialog Forum Solidaritas Kemanusiaan (FSK) bertajuk 'Gerakan Kebiasaan Baru, Berbasis Lokalitas' secara virtual, Sabtu (28/8).

BACA JUGA: Tadinya Khawatir, Warga Australia Ini Akhirnya Mau Divaksinasi AstraZeneca

Dia menyebut seluruh masyarakat saat ini hidup berdamai dengan keadaan. Pola kebiasaan masyarakat berbasis lokalitas sesuai khazanah kebudayaan daerah juga bisa menjadi pilihan untuk menyelesaikan salah satu solusi pandemi ini.

Dari pengamatan Sri Rohyanti, gerakan kebiasaan baru berbasis kearifan lokal ini berbeda di masing-masing daerah. Misalnya, kebiasaan di kantor seperti disinfektan, cuci tangan, pakai masker, dan mencegah kerumunan.

BACA JUGA: Pengorbanan PNS soal Tunjangan Kinerja Tak Sia-Sia, Pertumbuhan Ekonomi Melejit

Kebiasaan baru juga merambah ke pendidikan. Sekarang mahasiswa belajar daring, apalagi yang semester satu. Mereka belum melihat kampusnya tetapi harus belajar secara virtual.

"Sekarang malah bermunculan kegiatan belajar online yang membuat belajar jadi mengasyikkan. Jadi, adaptasi kebiasaan baru berbasis kearifan lokal ini di banyak sektor," ucapnya.

BACA JUGA: Solusi Agar PNS Tetap Terima Tunjangan Kinerja Gaji ke-13 & THR

Contoh lainnya, dulu melihat orang pakai masker terlihat aneh karena cocoknya digunakan oleh tenaga kesehatan. Sekarang, memakai masker menjadi kewajiban. Begitu juga vaksin Covid-19 saat ini menjadi sangat penting.

"Ke mal saja sekarang menunjukkan surat vaksin. Itu namanya adaptasi kebiasaan baru," ujar Sri.

Dia menyebut semua daerah bisa meningkatkan kreativitas kearifan lokalnya. Kesadaran masyarakat dan praktik baik ini sangat bagus dan akan jadi dokumentasi aset budaya Indonesia dalam hal kebiasaan baru berbasis kebiasaan lokalitas.

Pasa kesempatan sama, koordinator Koordinasi Wilayah FSK Raharja Waluya Jati mengungkapkan bagaimana upaya menjadikan vaksinasi sebagai gerakan kebiasaan baru.

Namun, ada daerah yang untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya vaksinasi membutuhkan biaya besar. Pasalnya, masyarakatnya harus diberikan uang transpor dan konsumsi agar mau datang ke lokasi vaksin.

"Sebenarnya yang dibutuhkan adalah gerakan kebiasaan baru tetapi berubah menjadi target agar jumlah masyarakat yang divaksin tercapai," ucapnya.

BACA JUGA: Jelang Tes PPPK 2021, Guru Honorer Getol Belajar, Semoga Lulus di Tahap I

Yang menarik, lanjut Raharja, ada masyarakat yang malah minta divaksinasi lagi. Namun, hal itu bukan lantaran sadar vaksinasi itu penting dalam menumbuhkan kekebalan komunal, tetapi karena menginginkan uang transpor. (esy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler