FTUI Mengajari Petani Metode Sambung Pucuk, Cara Cepat Budi Daya Alpukat Mentega

Minggu, 11 Desember 2022 – 11:30 WIB
pelatihan budi daya alpukat mentega kepada para petani di sekitar daerah Iwul, Bogor oleh FTUI, Sabtu (10/12). Foto: dokumentasi FTUI

jpnn.com - JAKARTA - Para petani alpukat di Desa Iwul, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, merupakan satu dari banyak komunitas tani yang memilih alpukat mentega untuk dibudidayakan.

Sayangnya, rencana pengalihan lahan di daerah mereka belum teralisasi, padahal itu diperlukan untuk pengembangan cocok tanam alpukat mentega ke depannya.

BACA JUGA: Publik Puas Kerja Erick Thohir, Akademisi UIN Sumut: BUMN Punya Kinerja Luar Biasa

Melihat hal ini, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) dari Program Studi Teknik Bioproses Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) melaksanakan pelatihan budi daya alpukat mentega kepada para petani di sekitar daerah Iwul.

Dalam memberikan pelatihan ini, FTUI bekerja sama dengan Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB).

BACA JUGA: FAO Siap Bantu Indonesia Tingkatkan Kemampuan Petani Papua

Tim tersebut melakukan “Training for Trainer” dan edukasi terkait dengan cara budi daya alpukat serta sistem tanam rapat bagi para petani alpukat mentega di Sukamantri, Bogor, Jawa Barat.

“Para peserta diberikan materi dan praktik terkait pemilihan benih dan varietas, penyiapan benih batang bawah, penyemaian benih batang bawah, dan penyiapan batang atas untuk melakukan kegiatan sambung pucuk,” ucap salah satu tim Pengmas FTUI Kenny Lischer dalam keterangannya, Sabtu (10/12).

BACA JUGA: 3 Manfaat Alpukat yang Bikin Kaget

Teknik sambung pucuk dipilih karena keunggulannya dibandingkan teknik tanam biji maupun cangkok.

Dengan menggunakan teknik sambung pucuk, rata-rata dalam waktu tiga minggu hasil sudah dapat dilihat, dibandingkan dengan mencangkok yang bisa mencapai enam bulan.

“Budi daya dengan sambung pucuk ini juga dilakukan untuk mempercepat proses pembuahan alpukat dibandingkan apabila menanam dari biji,” kata dia.

Selain proses pembuahan yang lebih cepat, teknik sambung pucuk juga tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses budi daya.

Lebih dari 50 pohon hasil pelatihan sambung pucuk dapat ditanam pada lahan seluas 1 x 2 meter persegi.

“Berkat kegiatan pelatihan sambung pucuk ini, saya mendapat ilmu lebih terkait cara yang benar untuk melakukan kegiatan budi daya tanaman alpukat mentega. Sebelumnya, saya mencoba sendiri selalu gagal,” ujar Ketua Petani Alpukat Desa Iwul Harlian. (mcr4/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler