Fungsionaris Golkar Mulai Pertanyakan Manfaat Mendukung Ahok

Rabu, 28 September 2016 – 20:28 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Fungsionaris Golkar Ahmad Doli Kurnia tak setuju Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) lebih jauh terlibat dalam membesarkan partai beringin. Menurut dia, keterlibatan gubernur yang akrab disapa Ahok itu justru bakal merugikan Golkar

"Keharusan membantu itu justru menambah kekhawatiran yang besar bagi keluarga besar Golkar terhadap manfaat dukungan yang diberikan Golkar kepada Ahok di pilkada gubernur DKI," kata Doli, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (28/9).

BACA JUGA: Ahok Gusur Bukit Duri, Sandiaga Bilang...

Saat ini saja, lanjut Doli, Golkar sudah menanggung efek negatif akibat mengusung Ahok. Efek negatif yang dimaksud Doli muncul dari ulah Ahok dan pendukungnya berkali-kali menunjukkan sikap anti-partai politik. 

Bahkan, pernyataan dan sikap mantan bupati Belitung Timur itu cenderung merendahkan keberadaan partai politik.

BACA JUGA: Boy Sadikin Bantah Arahkan Kader PDIP Pilih Anies-Sandi

"Masih segar dalam ingatan publik, di banyak kesempatan Ahok menegaskan bahwa dia lebih memilih tidak maju sebagai gubernur apabila diusung partai politik. Ahok telah memastikan diri maju bersama 'TemanAhok'," ungkap Doli.

Berselang beberapa hari ujar tokoh muda Partai Golkar ini, tiba-tiba Ahok berubah 180 derajat, dan memproklamirkan diri sebagai orang yang paling diperebutkan oleh Golkar dan PDIP.

BACA JUGA: Status Bang Ruhut di Demokrat Tergantung SBY, Kecuali...

Lantas dia mempertanyakan indikator apa bahwa Golkar akan mendapat manfaat atas dukungannya terhadap Ahok?

"Sudahlah figurnya kontroversial, sejak awal anti-parpol, kemudian menurunkan derajat Golkar sebagai pengusung menjadi pendukung, setelah diusung PDIP," tegasnya.

Yang lebih menyakitkan lagi kata Doli, ternyata Nusron Wahid yang selama ini berkorban mengambil resiko jabatannya demi mendukung Ahok dan mewakili simbol Golkar, kini tidak diakui Ahok sebagai ketua tim sukses dan akhirnya digusur oleh Ahok dan PDIP.

Kalaupun ada yang menggugat Nusron karena pejabat publik, menurut Doli, seharusnya yang menggantikannya tetap dari Golkar.

"Belajar dari perilaku Ahok, apa bisa Golkar tetap dia besarkan? Apa Ahok bisa dipastikan tidak menjanjikan hal yang sama ke PDIP, Nasdem dan Hanura. Yang mungkin terjadi nanti adalah kalau tidak PDIP yang dibohongin, ya Golkar yang kena sialnya," ujar Doli.

Karena itu imbuh Doli, sah-sah wajar kalangan keluarga besar Golkar sangat skeptis dan khawatir akan situasi itu, karena semuanya masih cinta dan ingin Golkar tetap besar.

"Yang ditunggu adalah sikap petinggi Golkar memastikan bahwa Ahok benar-benar menunjukkan tanggung jawabnya membesarkan Golkar dan meyakinkan seluruh warga Golkar, khususnya di DKI untuk mendukungnya. Bukan dengan cara ancam-mengancam pecat kader, cara lama seperti periode sebelumnya, yang membawa malapetaka konflik berkepanjangan bagi partai," pungkasnya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekak!! Ruhut Minta Golkar Dukung Ahok Tanpa Imbalan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler