Gabut Award, Hadiah PSI untuk DPR Terburuk Era Reformasi

Selasa, 02 April 2019 – 19:21 WIB
Paripurna DPR. Foto: JPG

jpnn.com, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyerahkan Gabut Award kepada DPR RI periode 2014 - 2019. Penghargaan diberikan karena para wakil rakyat tersebut kinerjanya terburuk sejak Reformasi. 

Pengamat politik dari President University, Muhammad AS Hikam mengatakan, PSI berhak memberikan penghargaan terhadap individu maupun lembaga yang dinilai mengecewakan rakyat. 

BACA JUGA: Ogah Dikritik, Fahri Hamzah: PSI Masuk DPR Dulu

“Aksi ini tentu saja merupakan bagian dari hak politik warganegara. Dalam konteks politik, hal itu juga merupakan bagian dari kritik PSI terhadap parpol mapan dan kadernya yang tidak perform dalam tugas di parlemen,” ujar Hikam, Selasa (2/4).

Dia menjelaskan, gabut atau gaji buta award tentu akan direspons secara negatif oleh DPR dan parpol di dalamnya. 

BACA JUGA: Yakin Masuk Parlemen, PSI Luncurkan Parlemensolidaritas.com

Namun, DPR sebaiknya melakukan refleksi dan introspeksi secara serius terhadap kinerja mereka.

“Kritik PSI ini ditopang oleh fakta dan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan dan sudah banyak dilaporkan media. Termasuk survei terkait kepercayaan publik yang rendah thd politisi, parpol, dan DPR,” tutup Hikam.

BACA JUGA: Ananda Sukarlan Sumbangkan Pendapatan dari Konser Tunggalnya untuk PSI

Sebelumnya, Ketua Gerakan PSI Bersih-Bersih DPR, Daniel Simeon Tumiwa mengatakan, pemberian 'Gabut Award' ini sebagai penghargaan bahwa DPR RI periode 2014-2019 gagal mewakili rakyat.

“DPR-RI 2014-2019 sudah gagal dan menjadi parlemen terburuk sejak reformasi. Penghargaan ini kami berikan menindaklanjuti temuan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) beberapa waktu lalu yang menyebut bahwa, kinerja DPR RI dalam masa sidang 1 tahun 2018-2019 ini, menjadi periode dengan kinerja terburuk sejak Reformasi,” ujar Daniel Simeon Tumiwa, di Lobby Gedung Nusantara III, Jakarta, Senin (1/4).

Daniel juga menyampaikan, pada tahun pertama anggota dewan menjabat, hanya berhasil mengesahkan 3 RUU.

"Angka ini sempat meningkat di tahun kedua dengan disahkannya 10 RUU. Namun dua tahun ke belakang, keluaran produk legislasi kita rupanya terus menurun menjadi 6, puncaknya tahun ini hanya mengesahkan 4 RUU dari 50 yang direncanakan,' ungkap Daniel. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei CSIS Sebut PSI Gagal Lolos ke Parlemen


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler