jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Kaka Suminta menilai keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menarik mantan petinggi TNI ke lingkaran dekatnya bisa memunculkan kesan ketidaksiapan sipil dalam mengelola negara di tengah upaya membangun dan menjaga demokrasi. Parahnya, keputusan Presiden Jokowi menarik eks tentara ke lingkaran dekatnya justru dilakukan saat sebagian masyarakat menginginkan adanya pemimpin dari kalangan militer.
"Semakin banyak militer masuk ke lingkaran kekuasaan bisa jadi blunder untuk Jokowi. Karena bisa dianggap ketidaksiapan sipil untuk memimpin," ujar Kaka kepada JPNN, Sabtu (20/1)
BACA JUGA: Jokowi Mesra dengan Kawan Baru, yang Lama Bisa Kabur Semua
Kaka menyatakan hal itu menyusul keputusan Presiden Joko Widodo menarik mantan Panglima TNI Moeldoko dan Agum Gumelar ke lingkaran dekatnya. Moeldoko menjadi Kepala Staf Presiden, sedangkan Agum menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Masuknya Moeldoko dan Agum menambah unsur militer yang selama ini cukup setia mendampingi Jokowi. Yaitu, Luhut Binsar Panjaitan dan AM Hendropriyono.
BACA JUGA: Idrus Masuk Kabinet Bukan Jaminan Golkar Solid Dukung Jokowi
Kaka menambahkan, Presiden Jokowi hendaknya menyadari kemungkinan adanya blunder politik dari langkah yang telah diambil itu. Apalagi kini muncul asumsi bahwa masuknya Moeldoko dan Agum ke lingkar istana juga demi menyiapkan Jokowi pada Pemilu Presiden 2019.
"Ini tampak dari langkah Presiden Jokowi yang reaktif dan tak bisa dijembatani oleh para pembantu maupun pendukung sipilnya," kata Kaka.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Yakinlah, Hanura tak akan Evaluasi Dukungan ke Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Moeldoko dan Agum Bisa jadi Untuk Kekuatan Pilpres 2019
Redaktur : Tim Redaksi