WONOGIRI - Rombongan warga Dusun Bibit, Desa Sendangsari, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, Jawa Tengah, yang hendak mengikuti pendataan e-KTP (KTP elektronik) ke kantor kecamatan harus pulang dengan kondisi tak utuh. Sebagian di antara mereka kehilangan nyawa di tengah perjalanan karena mobil yang ditumpangi mengalami kecelakaan.
Kecelakaan berawal ketika rombongan yang beranggota 30 orang tersebut berangkat menuju kantor kecamatan setempat untuk membuat e-KTP. Mereka berangkat dengan menumpang Kijang milik Kasimin, 47, warga setempat. Kebetulan, Kasimin juga merupakan salah seorang wajib KTP yang menerima undangan untuk rekam data kependudukan.
Rombongan berangkat melewati jalan desa yang menanjak. Beberapa kali Kijang tua keluaran 1980-an tersebut harus berhenti karena tak kuat melibas tanjakan. Karena itu, beberapa penumpang diminta turun hingga kendaraan berhasil melewati tanjakan. Setelah itu, penumpang yang terdiri atas 28 orang dewasa dan dua balita tersebut naik kembali.
Meski demikian, rombongan akhirnya sampai di kantor Kecamatan Batuwarno. "Sampai di kecamatan masih pagi. Tapi, kami tidak jadi membuat KTP elektronik karena komputernya ngadat. Kami sempat menunggu sampai pukul 13.00. Tapi, komputer tetap tidak bisa diperbaiki. Akhirnya, kami pulang," ungkap Lilis Sugiyanti, 42, kepala Dusun Bibit yang juga menjadi korban luka dalam kecelakaan itu.
Rombongan tersebut pulang melalui jalan lain. Beberapa penumpang meminta sopir membawa mereka ke Pasar Baturetno di sebelah barat kecamatan. Beberapa orang berniat berbelanja di pasar terbesar di wilayah Wonogiri Selatan itu. Setelah berbelanja, mereka pulang melalui Kecamatan Giriwoyo yang jalannya lebih landai.
Tapi, hal itu malah berakhir bencana. Di turunan tajam dan berliku sepanjang satu kilometer di perbatasan Batuwarno dan Baturetno, Kasimin gagal menguasai laju kendaraannya. Ban belakang kanan mobil terkunci hingga kendaraan berjalan zig-zag. Kijang reyot yang melaju ke arah barat itu kemudian menabrak pembatas jalan di sebelah timur jembatan di ujung turunan. Kemudian, kendaraan berputar hingga moncongnya menghadap ke timur (berputar 180 derajat).
Saat berputar itu, puluhan penumpang di bak belakang terlempar. Ada yang terlempar ke badan jalan dan ada yang ke jurang di sebelah utara jalan. Bahkan, ada yang terlempar sampai sungai. Warga yang melihat kejadian itu beramai-ramai menolong. "Rata-rata luka berat. Yang meninggal di lokasi, kalau tidak salah, dua orang," ujar Bayu, salah seorang warga setempat.
Saking banyaknya korban yang terluka, warga memerlukan sembilan kendaraan untuk mengangkut mereka ke rumah sakit. Korban kecelakaan itu dibawa ke tiga rumah sakit di Kecamatan Baturetno. Yakni, Rawat Inap Baturetno, Klinik Sumarmo Husada, dan PKU Muhammadiyah Baturetno.
"Yang meninggal juga dibawa ke rumah sakit. Yang meninggal di PKU Muhammadiyah dua orang. Yang meninggal di Rawat Inap empat dan di Sumarmo Husada satu orang. Yang kecil anak sopir Kijang itu. Kalau yang terluka, banyak. Yang luka berat langsung kami rujuk ke RSUD Wonogiri. Tapi, tadi ada satu yang kembali karena meninggal di jalan," jelas Kepala Rawat Inap dan Kepala Puskesmas Baturetno Budi As"ari.
Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika dan Kasatlantas AKP Joeharno yang kemarin langsung terjun ke lokasi belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. Tapi, keduanya yakin kendaraan yang digunakan mengangkut penumpang tersebut tidak layak. "Kami masih memperdalam penyelidikan. Katanya, tadi sejak di atas penumpang sudah teriak-teriak. Masa uji berkala kendaraan sudah mati empat tahun," kata Joeharno.
Kasimin, 47, si sopir, membantah rem kendaraannya blong. Bahkan, pria yang kemarin juga kehilangan anaknya tersebut mengklaim rem mobilnya sangat pakem hingga ban belakang terkunci. Tapi, karena ban terkunci tersebut, mobil limbung hingga penumpangnya terlempar.
Kasimin hanya terluka ringan dan kemarin langsung diperiksa di Polsek Batuwarno. Dia mengungkapkan, tidak ada masalah sejak kendaraannya memasuki turunan tajam yang dikenal dengan nama Terowongan itu. Tapi, saat memasuki tikungan terakhir (ujung turunan), di depannya melaju sepasang muda-mudi yang bercanda di atas motor.
"Ada orang pacaran di depan saya. Jalannya malang-megung (zig-zag). Kemudian, si cewek menggelitik cowoknya. Motor itu kemudian jalan ke tengah lagi. Saya langsung injak pedal rem kuat-kuat. Tapi, tidak nutut karena jalannya menurun. Saya kemudian menarik tuas hand rem agar tidak nabrak. Tapi, ban belakang mengunci hingga mobil saya berbalik jadi menghadap ke timur," katanya pelan.
Kasimin mengaku tidak tahu bagaimana penumpang di bak belakang kendaraannya terlempar. Yang jelas, dia membantah mobilnya terguling. Dia menduga penumpang itu terlempar ketika mobilnya melintir. Bahkan, Kasimin tidak ingat bagaimana dirinya akhirnya bisa sampai di rumah sakit dan mendapati anaknya yang berusia dua tahun meninggal.
Dia mengungkapkan, kemarin pagi dirinya berniat membuat KTP elektronik di kantor Kecamatan Batuwarno. Karena banyak tetangga yang mempunyai niat sama, Kasimin tak menolak ketika dimintai tolong untuk mengangkut mereka. "Ya namanya tetangga, dimintai tolong masak menolak. Apalagi, yang minta tolong orang tua dan Bu Kadus," ungkapnya.
Dia tak membantah kendaraannya beberapa kali tak kuat menaiki tanjakan. Kondisi itu, menurut dia, biasa terjadi karena tanjakan di desanya tergolong tinggi. Tapi, setelah sebagian penumpang turun, mobil sukses melintasi tanjakan tersebut. "Namun, sampai kecamatan, komputernya error. Setelah pukul 13.00, mereka mengajak pulang dan berniat kembali besok (hari ini, Red)," katanya.
Ada beberapa orang yang mengajak mampir di Pasar Baturetno untuk berbelanja. Selain itu, mereka berencana pulang melalui Kecamatan Giriwoyo. Tapi, dalam perjalanan pulang, kendaraan mengalami kecelakaan. (aw/jpnn/c5/nw)
Kronologi
1. 1. Kijang pikap AD 1776 JS membawa 30 orang untuk membuat KTP elektronik di Kantor Kecamatan Batuwarno
2.Gagal membuat KTP elektronik, rombongan pulang dan berniat mampir di Pasar Kecamatan Baturetno
3. Rombongan menuruni jalanan menurun dan berliku sepanjang hampir 1 kilometer di Dusun Jamprit, Desa Belik Urip, Kecamatan Baturetno (Perbatasan dengan Kecamatan Batuwarno).
4. Di ujung turunan, mobil hilang kendali dan berjalan zig-zag dalam kecepatan tinggi.
5. Mobil yang berjalan ke arah barat menabrak pembatas hingga >mluntir< menghadap timur.
6. Saat muntir, penumpang di bak terbuka tumpah. Lima orang tumpah ke jalan dan belasan lainnya tumpah tercebur jurang lima meter dan sungai.
7. Dua orang tewas di lokasi. Enam orang tewas di rumah sakit beberapa jam kemudian. Belasan penumpang lainnya luka berat.
Keterang : Semua penumpang merupakan warga RT 1 RW 2 Dusun Bibit, Desa Sedangsari, Kecamatan Batuwarno
Sopir : Kasimin, 47. Warga Dusun Bibit
Nama penumpang meninggal
1. Yanuar Ardi , 2,
2. Suyat, 65,
3. Samino, 65
4. Katijem, 57
5. Sarti, 60
6. Suwarmi, 54
7. Bejo, 45
8. Parjo, 70,
9. Narti, 34 (istri sopir)
Ketr: Suyat dam Sarti adalah suami istri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocah 7 Tahun Tewas Terpanggang
Redaktur : Tim Redaksi