JAKARTA - Timnas Indonesia mendapatkan hasil buruk di Kejuaraan Junior Asia 2013. Pasukan Merah Putih tak bisa memboyong satupun gelar juara di even yang dilangsungkan di Likas Indoor Stadium, Kinabalu, Malaysia tersebut.
Manajer Timnas, Chafidzs Yusuf mengatakan, kegagalan tersebut memang sangat menyesakkan. Sebab, itu berarti Indonesia gagal mengulangi raihan di even yang sama semusim sebelumnya. Pada gelaran 2012, Indonesia berhasil membawa pulang satu gelar.
Namun, kegagalan itu tak mau terus-terusan diratapi. Chafidz mengatakan, hasil buruk tersebut menjadi evaluasi untuk bersiap menghadapi Kejuaraan Dunia Junior yang akan dilangsungkan di Bangkok, Thailand, 23 Oktober-3 November mendatang.
“Kami akan mengevaluasi apa saja yang harus diperbaiki. Kami mulai tahu kekuatan lawan. Ini tentu menjadi bekal berharga untuk menghadapi Kejuaraan Dunia nanti. Kami akan lebih fokus lagi,” terang Chafidz.
Pria yang juga menjabat sebagai pelatih ganda putra tersebut menambahkan, banyak hal yang membuat Indonesia mengalami kegagalan di Kinabalu. Selain factor teknis, dia juga menyoroti faktor non teknis yang dianggap merugikan anak asuhnya. Termasuk ketika melawan Tiongkok di babak semifinal. Saat itu, beberapa kali service Indonesia default.
“Sebagai pelatih kami tahu mana serve yang salah. Kami tentu akan mengatakan pada anak-anak untuk memperbaikinya. Sayang sekali faktor non teknis datang dari luar lapangan. Ini akan menjadi catatan bagi kami sebelum kejuaraan dunia,” tegas Chafidz. (jos/jpnn)
Manajer Timnas, Chafidzs Yusuf mengatakan, kegagalan tersebut memang sangat menyesakkan. Sebab, itu berarti Indonesia gagal mengulangi raihan di even yang sama semusim sebelumnya. Pada gelaran 2012, Indonesia berhasil membawa pulang satu gelar.
Namun, kegagalan itu tak mau terus-terusan diratapi. Chafidz mengatakan, hasil buruk tersebut menjadi evaluasi untuk bersiap menghadapi Kejuaraan Dunia Junior yang akan dilangsungkan di Bangkok, Thailand, 23 Oktober-3 November mendatang.
“Kami akan mengevaluasi apa saja yang harus diperbaiki. Kami mulai tahu kekuatan lawan. Ini tentu menjadi bekal berharga untuk menghadapi Kejuaraan Dunia nanti. Kami akan lebih fokus lagi,” terang Chafidz.
Pria yang juga menjabat sebagai pelatih ganda putra tersebut menambahkan, banyak hal yang membuat Indonesia mengalami kegagalan di Kinabalu. Selain factor teknis, dia juga menyoroti faktor non teknis yang dianggap merugikan anak asuhnya. Termasuk ketika melawan Tiongkok di babak semifinal. Saat itu, beberapa kali service Indonesia default.
“Sebagai pelatih kami tahu mana serve yang salah. Kami tentu akan mengatakan pada anak-anak untuk memperbaikinya. Sayang sekali faktor non teknis datang dari luar lapangan. Ini akan menjadi catatan bagi kami sebelum kejuaraan dunia,” tegas Chafidz. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alonso Beri Ferrari Nilai Delapan
Redaktur : Tim Redaksi