jpnn.com, CIANJUR - Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Holtikultura Cianjur, Jawa Barat, mencatat sepanjang kemarau menyebabkan 4.001 hektare lahan pertanian padi terdampak. Bahkan 1.283 hektare mengalami puso atau gagal panen, sehingga total kerugian pertanian diperkirakan mencapai puluhan miliar.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Cianjur Henny Iriani Winata mengatakan, berbagai upaya tengah dilakukan untuk menekan dampak akibat kekeringan yang terjadi, agar tanaman petani dapat terselamatkan
BACA JUGA: 192 Hektare Tanaman Padi di Serang Mengalami Puso
"Kekeringan yang terjadi pada musim kemarau melanda seluruh kecamatan di Cianjur, terutama di wilayah selatan. Meskipun dinas sudah mengimbau petani untuk melakukan pola tanam yang dianjurkan," katanya, Kamis (29/8).
Berdasarkan laporan, jumlah lahan yang terdampak kekeringan mencapai 4.001 hektare terbagi dalam tiga kategori ringan 931 hektare, 947 hektare sedang, dan berat 840 hektare dan puso 1.283 hektare.
BACA JUGA: Petani Lebak Beralih Mengembangkan Tanaman Sayuran
BACA JUGA: 192 Hektare Tanaman Padi di Serang Mengalami Puso
Untuk kategori ringan dan sedang, kata dia kemungkinan besar masih dapat terselamatkan jika segera mendapatkan pasokan air, sedangkan kategori berat kemungkinan mengalami puso.
BACA JUGA: Berita Duka: Ipda Erwin Yudha Meninggal Dunia, Kami Ikut Berbelasungkawa
Jumlah produksi padi di lahan yang puso mencapai 14.557,42 ton, dengan rincian dalam satu hektar lahan menghasilkan padi sebanyak 5,51 ton.
"Jumlah produksi padi yang hilang cukup besar sebagai dampak dari kekeringan yang berakibat tanaman padi puso atau gagal panen," katanya.
"Besarnya lahan pertanian yang puso dipastikan merugikan petani. Mereka terancam kehilangan penghasilan dalam satu musim jika masih terus terjadi kekeringan," katanya.
Jika dihitung potensi kerugian mencapai sekitar Rp 69,87 miliar dengan asumsi harga padi per ton Rp 4.800.000. (ahmad fikri/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Nelayan Terbalik di Pantai Lugina, Dua Nelayan Dilaporkan Hilang
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti