Gagasan Mendagri Sulit Terealisasi

Selasa, 26 Januari 2016 – 08:47 WIB
Eks anggota Gafatar mengungsi karena pemukimannya di Mempawah dibakar massa. Foto: dok.JPNN


JAKARTA –Ide Mendagri Tjahjo Kumolo agar eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) diikutkan program transmigrasi, tampaknya sulit terealisasi. Ada kekhawatiran dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) soal respon dari daerah. 

Ratna Dewi Andriati, Dirjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Pemukiman Transmigrasi (PKP2DT) Kemendes PDTT mengaku, pihaknya tidak bisa mutuskan secara sepihak. 

BACA JUGA: Ternyata ini yang Dirindukan Pak Menteri

Pemerintah Daerah (Pemda) yang dituju untuk program transmigrasi juga memiliki kewenangan untuk memberikan tanggapan. Pasalnya, dalam program ini, para transmigran yang sengaja dikirim juga mengemban tugas penting dalam membantu perekonomian di daerah yang dituju. 

”Nah untuk ini, harus ada kajian detil ya saya rasa. Jadi tidak bisa buru-buru diputuskan,” tutur Ratna saat dihubungi, kemarin (25/1). 

BACA JUGA: Panji Hilamansyah Sempat Kirim Sate untuk Ayahnya

Selain itu, menurut dia, stigma yang beredar di masyarakat luas cenderung berfikiran eks Gafatar adalah mantan pengikut aliran sesat. Meski, hingga saat ini belum ada fatwa Majelis Ulama Indoensia (MUI) yang mengatakan Gafatar demikian. Hal ini yang juga menjadi pertimbangan penting dari pihaknya.

Mereka khawatir, eks Gafatar justru tidak diterima oleh sekitarnya. ”Kami tentu tidak ingin ada konflik juga ya,” jelasnya.

BACA JUGA: Janggal... Berkas Ongen Belum Dilimpahkan ke Pengadilan

Diakui Ratna, bukan hanya perihal itu saja yang menjadikan hal ini sulit direalisasikan. Tetapi juga terkait persoalan dalam internal program transmigrasi. Dia menjalaskan, program transmigrasi saat ini sudah tak lagi jadi primadona seperti era Almarhum Presiden Soeharto. Sejak 2014 lalu, program ini mulai dikurangi porsinya. 

Bila dulu, dalam satu tahun ditargetkan ada 200 ribu penduduk yang melakukan transmigrasi maka saat ini hanya berkisar 5 ribu orang pertahun. Hal ini pun otomatis berdampak pada anggaran dana yang disediakan untuk program transmigrasi sendiri. “Padahal masyarakat banyak yang masih berminat,” katanya. 

Selain dari pusat, sambung dia, pemda juga mulai kurang menaruh perhatian. Banyak lahan di daerah yang sudah dialihkan pada para investor. Sehingga lahan-lahan yang sedianya bisa digunakan untuk program transmigrasi sudah beralih. (mia/wan/gun)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah, Polisi yang Kena Tembak Teroris di Thamrin itu Boleh Pulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler