Gaikindo Minta Tambah SPBG

Senin, 31 Maret 2014 – 05:29 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meragukan pemerintah dalam implementasi rencana kewajiban produksi mobil baru yang dilengkapi bahan bakar ganda atau dual fuel. Pelaku industri otomotif meminta pemerintah konsekuen dengan menambah jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).

Ketua Umum Gaikindo Sudirman M.R. mengatakan, untuk mengembangkan kendaraan dual fuel, sejumlah perusahaan memiliki waktu persiapan yang berbeda-beda, yakni antara satu hingga dua tahun. Pihaknya justru mempertanyakan kesiapan pemerintah dalam menunjang program tersebut.

BACA JUGA: 21 April, Penerbangan Manado-Davao Dibuka

“Di Jakarta ada beberapa stasiun pengisian. Itu bisa diperbanyak. Tapi, kalau di luar kota tidak ada, berarti harus kembali isi bensin,” ujarnya akhir pekan lalu.

Mengenai pemasangan converter kit atau alat pengalih dari BBM ke BBG, menurut dia, butuh perubahan pada mesin agar kinerjanya maksimal. “Tidak bisa mesin yang ada sekarang langsung dipasangi converter kit,” katanya. Dia menambahkan, sifat pembakaran gas lebih kering daripada minyak. Dengan demikian, jika komponen kendaraan tidak disesuaikan, mesin mudah rusak.
 
Sekjen Gaikindo Juwono Andrianto mengatakan, pabrikan otomotif bisa saja melansir kendaraan yang bisa memanfaatkan BBM dan BBG sekaligus. Namun, itu berisiko karena daya bakar yang berbeda. “Sebab, nilai oktannya berbeda. Pertamax 92, sedangkan gas 108,” sebutnya.

BACA JUGA: Dirut PT Semen Indonesia Senang Terlibat ‘Ketoprak Tokoh BUMN’

Dia mengungkapkan, dari segi bisnis, dual fuel juga kurang menguntungkan jika diproduksi masal. Sebab, kota yang memiliki SPBG baru di Jakarta. Padahal, penjualan mobil dilakukan hingga ke pelosok-pelosok daerah yang sama sekali tidak memiliki fasilitas itu. “Sudah harganya naik karena teknologi bertambah, tapi tidak bisa dimanfaatkan,” ujarnya.

Direktur PT Suzuki Indomobil Sales Davy J. Tuilan meminta pemerintah menyurvei minat masyarakat terhadap mobil dengan dua bahan bakar. Pemerintah harus bisa mengedukasi masyarakat agar tercipta segmen untuk dual fuel. “Kalau nanti diproduksi, tapi ternyata tidak ada demand, tetap saja mati,” jelasnya.

BACA JUGA: Sudah 3 Pekan Elpiji 3 Kilogram Langka

Technical Division Head PT Astra Daihatsu Motor Ahmad Saufi mengatakan, pada dasarnya produksi mobil dual fuel tidak begitu sulit. "Mungkin hanya butuh persiapan setahun. Tapi, stasiun pengisian BBG harus ditambah," tuturnya. (wir/c7/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusahaan Gas Negara Investasi 1,25 Miliar Dolar AS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler