Galilea Lamboan Menangis Haru Ijazahnya Ditebus Youla Lariwa Mantik

Minggu, 14 Juli 2024 – 12:55 WIB
Youla L Mantik saat berbicara dengan Kepala SMA Jeiny Sangari dan Galilea lewat video call, Sabtu (13/7). Foto: Source for jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Mimpi Galilea Elizabeth Lambon membawa ijazah hasil jerih payahnya bersekolah selama tiga tahun di SMA Yadika Langowan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, akhirnya terwujud. 

Dalam suasana yang penuh haru, Galilea diterima langsung Kepala SMA Jeiny Sangari, pada Sabtu (13/7), untuk menerima ijazah yang sebelumnya ditahan karena masih menunggak sejumlah biaya yang harus dibayar.

BACA JUGA: Siswa SMA dan SMK Ciptakan 41 Ide Inovatif Cegah Kasus DBD

Dia tidak menduga orang yang menebus ijazahnya itu ternyata Calon Bupati Minahasa Youla Lariwa Mantik (YLM), yang spanduknya mulai tersebar di mana-mana. 

Untuk menebus ijazah tersebut, YLM tidak datang langsung ke sekolah, melainkan mengutus orang kepercayaanya, Paulus M Pangau.

BACA JUGA: Pertama di Indonesia, SMK Mitra Industri Cetak Tenaga Kerja Siap Pakai

"Saya benar-benar tidak menduga jika curhatan saya soal ijazah yang masih tertahan di sekolah itu ternyata direspons cepat oleh Ibu Youla Mantik," ujar Galilea dalam siaran pers, Minggu (14/7).

Galilea mengaku sangat senang dan terharu atas kepedulian YLM. Hal yang sama juga dialami ayahnya, Harly Lomboan yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tambang.

BACA JUGA: Putri Minahasa Utara Sabet Gelar POI 2023

"Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Youla Mantik. Kami semua senang dan bangga punya calon pemimpin di Minahasa yang sangat peduli dan peka terhadap nasib warganya yang sedang kesulitan," ungkapnya.

Atas kepeduliian YLM tersebut, Galilea juga mendapat ucapan selamat dari teman-teman seangkatannya yang akhirnya tahu dirinya sudah bisa menebus ijazahnya tersebut. 

Galilea bahkan mengaku bahwa sejumlah tetangga di sekitar tempat tinggalnya, di Gang Jaga II, Desa Noongan, Kecamatan Langowan, juga menyampaikan ucapan yang sama.

Galilea mengakui bahwa ijazahnya yang tertahan itu memang karena faktor ekonomi yang dialami orang tuanya, khusunya ayahnya yang bekerja sebagai buruh. 

Ditambah lagi, kata Galilea, karena faktor kedua orang tuanya sudah berpisah, sehingga dia harus tinggal bersama neneknya.

Terlepas dari soal itu, Galilea mengaku sebagai anak muda harus tahu berterima kasih kepada orang yang sudah begitu peduli terhadap dirinya. 

"Ibu Youla memang sangat layak menjadi pemimpin kami, khususnya anak-muda di Minahasa. Apalagi, saya dengar Bu Youla juga punya program bagus. Salah satunya, seragam sekolah gratis untuk seluruh siswa SD dan SMP setiap akhir tahun ajaran," ungkapnya.

Sementara itu, YLM yang menyapa kepala sekolah dan Galilea lewat video call mengatakan bahwa apa yang dilakukannya itu semata-mata panggilan jiwa sebagai wujud dari tanggung jawab sosialnya membantu orang yang membutuhkan.

Di samping itu, kata YLM, apa yang dilakukannya juga menjadi bagian dari ungkapan rasa syukur dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang telah diterimanya selama ini, baik rezeki, kesehatan dan lainnya.

Salah satu bentuk syukur itu, tegas YLM, adalah dengan membantu siapa saja yang membutuhkan dirinya, termasuk menebus ijazah warga yang tak mampu. (*/boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler