Pertama di Indonesia, SMK Mitra Industri Cetak Tenaga Kerja Siap Pakai

Rabu, 03 Juli 2024 – 15:00 WIB
CEO PT Propan Raya sekaligus Ketua APCI Kris Adidarma (tengah) saat konferensi pers peluncuran spesialisasi Paint Technology dalam jurusan Teknik Kimia Industri SMK Mitra Industri MM2100,.Rabu (3/7). Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - SMK Mitra Industri MM2100 yang dikembangkan oleh Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI) bertekad menghasilkan tenaga kerja siap pakai di perusahaan.

Sekolah itu juga menjadi sekolah industri cat pertama yang telah memiliki Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau SKKNI Nomor 171 Tahun 2020. 

BACA JUGA: World Horenso Indonesia Kembangkan SDM Siap Kerja

“Saya mengucapkan terima kasih kepada para founding members yang berperan aktif dalam pembangunan SMK, yakni PT Jotun Indonesia, PT Kansai Paint Indonesia, PT Propan Raya ICC, dan Mataram Paint,” kata CEO PT Propan Raya sekaligus Ketua APCI Kris Adidarma saat peluncuran spesialisasi Paint Technology dalam jurusan Teknik Kimia Industri SMK Mitra Industri MM2100, Rabu (3/7) .

SMK Mitra Industri MM2100 merupakan sekolah yang memiliki spesialisasi cat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara dengan jurusan Teknik Kimia Industri (Paint Technology) dengan fokus Paint Applicator dan Lab Technician.

BACA JUGA: Gelar Dies Natalis ke-6, Polteknaker Cetak Tenaga Unggul, Kompeten, dan Siap Kerja

Pengkhususan itu hadir untuk menunjang pembelajaran mengenai cat di jenjang SMK. 

“Ini merupakan inisiatif dari APCI yang ingin menyalurkan sumber daya manusia di bidang pengecatan yang sejalan dengan kebutuhan industri," ucapnya.

BACA JUGA: Menaker Ida Fauziyah Soft Launching SMK Asy-Syarif Mitra Industri, Begini Harapannya

Peluncuran spesialisasi Paint Technology dalam jurusan Teknik Kimia Industri ini diresmikan lewat pemotongan pita di gedung Paint Technology oleh Kris Rianto Adidarma (Ketua APCI), Lispiyatmini M.Pd, Head of HRD & General Affairs PT. Jotun Indonesia dan Kepala SMK Mitra Industri MM2100. 

"Kerja sama ini juga sebagai bentuk sustainable partnership antara, industri cat, vokasi, dan asosiasi,” terangnya. 

Kris menambahkan, Paint Technology diprakarsai langsung oleh APCI dengan kurikulum yang disusun oleh pakar cat, bahkan tenaga pengajar pun disupport dari industri cat.

Hal itu untuk memaksimalkan pendidikan pengetahuan cat di SMK Mitra Industri MM2100. 

Di jenjang pertama SMK, siswa akan dibekali pengetahuan mengenai Teknologi Pengecatan Dasar (Paint Technology).

Di jenjang kedua SMK Teknologi Pengecatan (Paint Technology) dan Paint Manufacturing Process (Proses formulasi cat). 

"Rancangan pendidikan mencakup tujuan, materi, metode, dan evaluasi yang akan diterapkan dalam pembelajaran," ungkapnya.

Bagi para siswa SMK kelas X akan mendapatkan pembelajaran seputar Teknologi Pengecatan (Paint Technology), kemudian cara menguji hasil pengecatan (Paint Testing : Physical testing, Chemical Testing, Performance Testing, Colour matching, Raw Material Test, QC Test), serta teknik pengecatan (Spraying, Brushing, Rolling, Electrocoating). 

Jenjang berikutnya SMK Kelas XI, siswa akan mempelajari terkait Paint Manufacturing Process (Proses formulasi cat), Dokumen control, Teknologi Pengecatan (Architectural paints, Automotive Paints, Marine Paints, Industrial Paints, Powder Coating), Paint Entrepreneurship, Coating Technology, Inspection Activity, Management Laboratory, dan Troubleshooting. 

Di jenjang ini pula, para siswa akan mengikuti  program kerja praktik yang dirancang untuk memberikan pengalaman kerja langsung kepada siswa atau mahasiswa di lingkungan profesional yang sesuai dengan bidang studi mereka. 

"Program ini bertujuan menjembatani kesenjangan antara teori yang dipelajari di kelas dengan praktik di dunia kerja," imbuhnya.

Pada jenjang terakhir SMK Teknologi Pengecatan (Paint Technology), terbagi menjadi 2 penjurusan yaitu Painting dan Kimia Analis. Jurusan Painting akan mempelajari teknologi Pengecatan (Paint Technology), teknik Pengecatan (Spraying, Brushing, Rolling, Electrocoating), Teknologi Pengecatan (Architectural paints, Automotive Paints, Marine Paints, Industrial Paints, Powder Coating) dan juga ada Paint Entrepreneurship, serta Troubleshooting. 

Jurusan kimia analisis mempelajari Paint Manufacturing Process (Proses formulasi cat), Dokumen control, Paint Entrepreneurship, Coating Technology, Inspection Activity, Management Laboratory, dan Troubleshooting. 

"Di tahun ajaran 2024/2025, kami telah memiliki 50 siswa yang terbagi dalam dua kelas," kata Kris Rianto Adidarma.

Harapannya dengan adanya SMK dengan penjurusan cat ini makin luas pengetahuan mengenai industri cat.

Tidak hanya hardskill, SMK ini juga fokus pengembangan softskill melalui leadership, PDCA, budaya industri, literasi keuangan, hingga digital marketing

Sementara itu, perusahaan yang tergabung dalam founding members memberikan bantuan pendidikan sebesar Rp 5 miliar kepada jurusan Paint Technology di SMK Mitra Industri MM2100.

Ada juga beberapa perusahaan yang berperan dalam pembangunan sekolah antara lain, WAB Group, PT ICI Paint Indonesia, MM2100 Industrial Town, JFE Engineering Indonesia, dan WIWA LLC. 

“Siswa kami siap bekerja untuk perusahaan, khususnya bagi industri cat,” ujar Lispiyatmini, M.Pd selaku Head of HRD & General Affairs PT. Jotun Indonesia dan sekaligus kepala SMK Mitra Industri MM2100. 

Dia menambahkan minat lulusan SMK sederajat untuk masuk SMK Mitra Industri MM2100 sangat besar. Itu karena tingkat penyerapan ke dunia kerja juga tinggi. 

Selama 10 tahun ini, lanjutnya, SMK Mitra Industri MM2100 sudah melahirkan 3 ribu lulusan dan seluruhnya terserap ke dunia industri, dunia usaha, bahkan cukup banyak yang direkrut perusahaan asing. 

Namun, tegasnya, tidak semua bisa masuk ke SMK Mitra Industri MM2100.

SMK ini hanya mengkhususkan bagi anak-anak di wilayah Cikarang. 

Untuk masalah biaya, Lispiyatmini menegaskan orang tua murid hanya membayar uang SPP Ro 700 ribu.

Dana itu sudah termasuk untuk biaya ekskul, praktik, dan lain-lain. 

"Sebenarnya biaya pendidikan per siswa Rp 1,4 juta, tetapi asosiasi memberikan subsidi sehingga cukup membayar SPP Rp 700 ribu per bulan, " terang Lispiyatmini. 

Direktur SMK Kemendikbudristek Wardani Sugiyanto menambahkan biaya pendidikan di SMK bervariasi.

Untuk SMK Mitra Industri MM2100 biayanya sebenarnya jauh lebih mahal, tetapi karena ada keterlibatan dunia usaha, dunia industri, maka siswa hanya membayar 30-50 persen. 

Dia mengungkapkan, SMK Mitra Industri MM2100 masuk salah satu SMK pusat keunggulan karena angka penyerapan lulusannya tinggi. 

"Kami sangat berhati-hati dalam memberikan persetujuan penambahan rombongan belajar (rombel) di setiap SMK yang dibatasi 72 siswa demi mencegah penambahan angka pengangguran. Jika minat masyarakat besar, lebih disarankan bangun sekolah baru lagi, " pungkasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kehadiran SMK Asy-Syarif Mitra Industri Menuai Respons Positif Masyarakat Mojokerto


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler