Galodo Hantam Solsel, Ratusan Jiwa Mengungsi

Sabtu, 15 Desember 2012 – 08:31 WIB
SOLSEL--Bencana kembali terjadi di Kabupaten Solok Selatan. Kamis malam (13/12) pukul 23.30 WIB, galodo menghantam ratusan pemukiman warga, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD).  Peristiwa ini menyebabkan ribuan jiwa terpaksa mengungsi karena rumah mereka dipenuhi galodo (lumpur tebal bercampur kayu gelondongan-red), dengan ketinggian mencapai dua meter. Dua warga dinyatakan hilang.

Dua warga yang hilang itu adalah Dansinan, 70, dan Simis, 35, warga Manggih Jorong Sapansalak , Pintikayu, Nagari Pakan Rabaa Timur, KPGD. Saat kejadian pukul 23.30 WIB ibu dan anak itu berniat menyelamatkan cucunya yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Mereka lalu masuk ke dalam rumah kayu yang terletak di tengah sawah, puluhan meter dari sungai.

Beberapa menit berada di rumah,  tiba-tiba bangunan ukuran 5 x 6 meter persegi itu dihantam oleh kerasnya galodo. Dansinan, Simis, dan rumah tersebut pun akhirnya hanyut disapu galodo. Sedangkan cucu yang ia cari, rupanya telah lebih dulu diselamatkan oleh menantunya, Amra, 32.

"Saya sempat melihat saat Amak hanyut bersama rumah. Tapi apa daya ndak bisa saya tolong," ujar Amra yang masih terlihat shock.

Dalam waktu yang bersamaan, di tempat terpisah,  galodo juga menghantam ratusan pemukiman penduduk di Jorong Sungaipangkua, Nagari Pakan Rabaa Tangah, KPGD. Galodo yang membawa material berupa lumpur hitam dan kayu gelondongan berdiameter besar, menerjang rumah warga. Akibatnya, 75 rumah dinyatakan rusak berat dan 100 rumah rusak ringan. Warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka belum bisa ditempati setelah galodo menggenang mencapai dua meter.

Pantauan Padang Ekspres (Grup JPNN), rumah warga yang dinyatakan rusak berat, pada umumnya sudah tak lagi memiliki daun pintu akibat benturan keras galodo. Kaca jendela hancur, dan sebagian dinding jebol. Perabot rumah tangga seperti barang elektronik, kursi, tempat tidur, terendam lumpur. Tak bisa lagi digunakan.
Hingga Jumat (14/12) pukul 15.00 WIB warga masih terlihat membersihkan rumah mereka yang dipenuhi lumpur. "Sejak tadi malam, kami ndak ado lalok (tidur)," ujar Ref, warga Sungaipangku.

Satu unit rumah yang diperuntukkan sebagai tempat perkumpulan kelompok tani di Sungaipangku, ikut hanyut dibawa galodo. Hen, 42, salah seorang warga Sungaipangku, mengatakan sebelum galodo datang dirinya telah mendengar dentuman dari arah bukit yang terletak di belakang rumahnya.  Seketika itu juga ia langsung memboyong anak dan istrinya, untuk segera naik ke atas bukit.

Lima menit setelah berada di atas bukit, Hen melihat dengan mata kepalanya sendiri galodo menerjang kawasan Sungaipangku. Galodo datang dua tahap. Tahap pertama, dentumannya tidak terlalu keras. Kemudian hening sejenak. Lalu datang galodo kedua yang menerjang dengan dentuman keras, menghantam apa saja yang ditemuinya.

"Hanya beberapa helai pakaian yang kami bawa. Nyawa harus diselamatkan terlebih dulu, harta benda soal belakangan," cerita Hen. Satu jembatan dekat rumah Hen, ambruk dan tidak dapat dipergunakan lagi. Ratusan hektar sawah, rata dengan lumpur.

Data yang berhasil dihimpun dari kantor Wali Nagari Pakan Rabaa Timur, akibat galodo Manggih Jorong Sapansalak, satu unit rumah dinyatakan hilang, lima unit rumah rusak parah, dan 10 unit rumah  rusak ringan. Wali Nagari Pakan Rabaa Timur, Rusdi Katik Marajo mengungkapkan galodo juga merusak areal persawahan masyarakat di Manggih, Muaro, dan Ngalau Indah. 75 hektar sawah dinyatakan rusak parah, dan 50 hektar lagi rusak ringan. Hewan ternak pun ikut menjadi korban. Sebanyak 8 ekor kambing warga hanyut diterjang galodo. 

Ditanya mengenai penyebab terjadinya galodo, Rusdi mensinyalir bahwa bencana galodo terjadi akibat aktivitas 10 tahun lalu. Dulu, kata Rusdi, di sini cukup marak terjadinya penebangan kayu. Bahkan tidak sedikit kayu yang keluar dari  daerah sini menjadi komoditi ekspor. Penebangan liar secara besar-besaran itulah yang ditengarai menjadi pemicu galodo di pemukiman penduduk kawasan  tepi bukit. Bahkan, Rusdi memperkirakan kayu yang keluar dari kampungnya saat itu mencapai 500 kubik per hari. "Akibat ulah 10 tahun lalu, sekarang kami yang menanggung bencananya,â€kata Rusdi. Pernyataan Rusdi diperkuat dengan banyaknya gelondongan kayu ukuran besar yang terbawa oleh Galodo.

Sisi lain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solsel mencatat, di Sungaipangku, selain rumah rusak, galodo juga menyebabkan satu unit sarana ibadah rusak. Kepala BPBD Solsel, Hamudis memperkirakan, kerugian materil akibat galodo di Sungaipangku ditaksir mencapai Rp500 juta. Angka ini belum termasuk kerugian terhadap perabotan rumah tangga milik masyarakat yang iktu rusak.

Kepala BPBD Solsel, Hamudis mengatakan, pada masa tanggap darurat telah disalurkan bantuan berupa nasi bungkus kepada warga, selimut, tikar, makanan siap saji.  Aparat keamanan seperti polisi dan TNI saat masa tanggap darurat, terlihat turun langsung membantu masyarakat menyingkirkan galodo.

Sekedar diketahui, dua nagari yang dihantam galodo itu, terletak di kawasan tepi bukit. Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria saat dikonfirmasi mengatakan bahwa bencana banjir dan galodo terjadi disebabkan karena faktor curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama. Palung sungai tak mampu menampung debit banjir, dan kemiringan dasar sungai tajam/curam sehingga kecepatan air tinggi. selain itu, daerah aliran sungai juga telah gundul akibat penebangan.

"Kita menghimbau kepada masyarakat yang bermukim dekat dengan daerah aliran sungai, agar selalu meningkatkan kewaspadaan," harap Bupati, usai meninjau dua lokasi yang terkena galodo. (sih)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Ikan di Pesawaran Mati

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler