Fenomena tersebut terlihat mulai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lempasing, Bandarlampung, hingga Desa Batumenyan, Kecamatan Padangcermin, Pesawaran.
Sarmani, warga Desa Sukajaya Lempasing, Kecamatan Padangcermin, mengatakan, kematian ribuan ikan itu sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Namun, penyebabnya belum diketahui pasti. ’’Selain banyaknya ikan yang mati, ikan-ikan yang masih hidup juga pada berenang di pinggir pantai,’’ jelasnya.
Menurut dia, beberapa hari yang lalu, warna air laut di desanya juga berubah menjadi keruh kehitam-hitaman seperti terkena limbah industri. ’’Hingga saat ini belum ada informasi dari pemerintah terkait peristiwa tersebut kepada kami,” katanya.
Terpisah, Kepala Bidang Budi Daya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pesawaran Ir. Emi Yeni Arti membenarkan adanya informasi tentang ribuan ikan yang mati di wilayah pesisir timur Pesawaran. Menurut dia, titik terparah terdapat di sekitar Pantai Ringgung.
Kendati demikian, Emi mengaku belum bisa memastikan penyebab kematian ribuan ekor ikan tersebut lantaran pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium air laut yang tengah dilakukan di Laboratorium Pemprov Lampung.
’’Hari Senin (10/12) lalu, sampel airnya sudah kami serahkan ke laboratorium untuk dilakukan uji lengkap. Nah, hingga hari ini (kemarin, Red) hasilnya belum keluar, kemunginan pekan depan hasilnya bisa diketahui,’’ ungkapnya.
Apakah dugaan sementara kematian ribuan ikan tersebut disebabkan adanya pencemaran? Wanita berjilbab ini mengaku belum dapat memastikan.
’’Kami belum bisa menjawabnya, karena masih menunggu hasil uji laboratorium, yang pasti adanya fenomena ini sudah ditangani oleh DKP Pesawaran,’’pungkasnya.(whk/esn/rnn/p5/c1/ary)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaltara Resmi Agustus 2013, Pj Gubernur hingga 2015
Redaktur : Tim Redaksi