Game of Thrones dan Pesan Jokowi soal Kebersamaan Global

Jumat, 12 Oktober 2018 – 13:31 WIB
Presiden Joko Widodo dalam pembukaan pleno Annual Meeting IMF & WB di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, BADUNG - Presiden Joko Widodo menyinggung masalah perekonomian global saat memberikan sambutan dalam sesi pleno Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). Menariknya, Presiden Ketujuh RI itu menggunakan kisah serial Game of Thrones untuk menggambarkan kondisi dunia saat ini yang diwarnai pertarungan antar-kekuatan yang bisa menimbulkan kerusakan.

Di depan peserta forum IMF-WB, presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu mengatakan, saat ini terdapat banyak masalah yang membayangi perekonomian dunia. Amerika Serikat sedang menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tapi di banyak negara justru gonjang-ganjing.

BACA JUGA: Pelindo III Jalin Kerja sama Peningkatan Kunjungan Cruise

Selain itu, perang dagang antara AS dan Tiongkok serta disrupsi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang. Negara-negara yang tengah tumbuh juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar.

"Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa Winter is coming," ucap Presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi, mengutip slogan terkenal dari serial Game of Thrones.

BACA JUGA: Gerindra: Pertamina Kambing Hitam Pencitraan Jokowi

Winter is coming merupakan slogan dari House Stark, salah satu Great House dalam serial Game of Thrones buatan HBO. Slogan itu menjadi peringatan untuk terus-menerus waspada akan kondisi yang ada.

Jokowi menjelaskan, negara dengan ekonomi maju dalam beberapa dekade terakhir telah mendorong negara berkembang untuk membuka diri dan ikut perdagangan bebas. Menurutnya, globalisasi dan keterbukaan ekonomi internasional itu telah memberikan banyak sekali keuntungan, baik bagi negara maju maupun negara berkembang.

BACA JUGA: PM Lee Yakin Jokowi Bisa Cepat Pulihkan Sulteng

Namun, hal itu juga memicu persaingan. “Akhir-akhir ini, hubungan antarnegara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat seperti Game of Thrones," imbuhnya.

Dia menilai perimbangan kekuatan dan aliansi antarnegara ekonomi maju tengah mengalami keretakan. Lemahnya kerja sama dan koordinasi telah menyebabkan terjadinya banyak masalah seperti peningkatan drastis harga minyak mentah dan juga kekacauan di pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang.

Hal itu serupa dengan yang terjadi dalam Game of Thrones, di mana sejumlah Great House atau faksi bertarung hebat dengan faksi lain untuk mengambil alih kendali The Iron Throne atau takhta tertinggi dalam serial televisi itu. Antarfaksi itu kemudian saling menjatuhkan satu sama lain untuk menduduki tahta.

Namun, di tengah kesibukan itu, faksi-faksi tersebut lupa akan satu hal. Yakni keberadaan Evli Winter.

"Tatkala para Great House sibuk bertarung satu sama lain, mereka tidak sadar adanya ancaman besar dari utara. Seorang Evil Winter yang ingin merusak dan menyelimuti seluruh dunia dengan es dan kehancuran," kata Presiden Jokowi disambut tawa hadirin.

Mantan wali kota Surakarta itu mengatakan, munculnya ancaman tersebut membuat mereka tersadar bahwa tak lagi penting siapa yang menduduki takhta tertinggi. Yang paling penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan Evil Winter agar bencana global tidak terjadi.

"Apakah kita telah terlalu sibuk untuk bersaing dan menyerang satu sama lain sehingga kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang membayangi kita semua? Apakah kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang dihadapi oleh negara kaya maupun miskin oleh negara besar ataupun negara kecil?" tanya Jokowi.

Maka dari itu, Jokowi berharap kepada para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen kerja sama global. Dia memandang situasi dunia saat ini memerlukan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang mampu menyangga dampak perang dagang, disrupsi teknologi dan ketidakpastian pasar.

"Saya harap bapak, ibu semua mampu menyerap tenaga dan memetik inspirasi indahnya alam Bali dan Indonesia untuk menghasilkan kejernihan hati dan pikiran dalam memperbaiki kondisi finansial global untuk kebaikan kita bersama," tuturnya.

Karena itu Jokowi juga menyinggung soal pesan dalam Game of Thrones. Menurutnya, sesi terakhir serial televisi besutan David Benioff dan D. B. Weiss itu akan memberikan pesan moral soal penderitaan yang pasti bakal dialami masing-masing pihak yang berselisih.

"Ketika kemenangan sudah dirayakan dan kekalahan sudah diratapi barulah kemudian kedua-duanya sadar bahwa kemenangan maupun kekalahan dalam perang selalu hasilnya sama, yaitu dunia yang porak-poranda. Tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi yang terbesar di tengah dunia yang tenggelam," tandasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratna Sarumpaet Berbohong, Elektabilitas Jokowi Tertolong


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler