jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno mengaku tak bisa membayangkan kondisi di Pemilihan Presiden (Pilpres 2019) andai kebohongan Ratna Sarumpaet tak cepat terungkap. Sebab, kabar soal Ratna dianiaya langsung memunculkan tudingan bahwa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) bertindak kejam kepada rakyat sendiri.
Terlebih, sejumlah pentolan di kubu Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno getol mengabarkan Ratna dianiaya di Bandung. Beruntung, polisi bertindak cekatan sehingga kebohongan Ratna terbongkar.
BACA JUGA: Jokowi-Maruf Babak Belur andai Dusta Ratna Tak Terbongkar
"Hoaks sangat berbahaya ketika disampaikan oleh sejumlah tokoh. Efeknya, masyarakat lebih mudah percaya. Untung cepat terungkap.
Andai kebohongan Ratna tak terbongkar, tentu Jokowi akan menjadi bulan-bulanan publik," ujar Adi kepada JPNN, Kamis (11/10).
BACA JUGA: Polisi Pegang Rekam Medis Ratna, Ini Rencana Selanjutnya
Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia itu menambahkan, andai kasus Ratna tak cepat terungngkap maka Jokowi sebagai calon presiden (capres) petahana akan terus disudutkan. Imbasnya adalah pada elektabilitas mantan Presiden Ketujuh RI itu di Pilpres 2019.
"Dia (Jokowi) bisa dianggap abai terhadap aktivis yang selama ini kritis, negara dianggap gagal melindungi keamanan warganya. Tentu sangat tidak baik bagi elektoral jelang Pilpres 2019," ucap Adi.
BACA JUGA: Lagi, Dua Kada di Sumbar Dukung Jokowi-Maâruf Amin
Untungnya, kata pengajar di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta itu, dusta Ratna cepat terungkap. Bahkan, eks juru kampanye Prabowo - Sandi itu secara terbuka telah mengakui lebam di sekujur wajahnya bukan akibat dianiaya, tapi efek operasi sedot lemak di sebuah rumah sakit kecantikan.
"Karena terungkap, maka efeknya justru berbalik. Sedikit banyak hoaks Ratna akan menambah simpati pada Jokowi-Ma'ruf Amin, karena kedua sosok ini menjadi objek hoaks itu," katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pujian Hasto buat Keputusan Jokowi Pertahankan Harga Premium
Redaktur & Reporter : Ken Girsang