GAMKI Dorong Pemuda dan Pemerintah Tangkal Radikalisme

Minggu, 26 Oktober 2014 – 13:47 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Gerakan radikalisme masih berpotensi menjadi ancaman di Indonesia. Salah satunya adalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Kalangan pemuda serta pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, diminta bersinergi mencegah dampak gerakan radikalisme di Indonesia.

Menurut Ketua Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Michael Wattimena, pihaknya siap bekerjasama dengan pemerintah untuk melaksanakan agenda pencegahan gerakan radikalisme.

BACA JUGA: Dimenangkan Mahkamah Partai Demokrat, Roy Suryo Kembali ke Senayan

"Saat ini di Indonesia masih memiliki potensi ancaman dari radikalisme. Kami siap bekerja sama dengan pemerintah melaksanakan agenda pencegahan," kata Michael saat Rapat Kerja Nasional III GAMKI di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Sabtu (25/10).

Menurut Michael, gerakan radikalisme seperti ISIS harus dicegah dari awal. Dia menegaskan, pemuda Indonesia perlu dilibatkan untuk mewarnai wawasan kebangsaan.

BACA JUGA: Kriteria Menteri BUMN Harus Tahu Seluk Beluk Bisnis

"Gerakan radikalisme bukan hanya soal kekerasan fisik sebagaimana sering terjadi selama ini, namun terjadi juga melalui ucapan," paparnya.

Karenanya, Michael mengharapkan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla  meneruskan dan meningkatkan berbagai upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dalam rangka mencegah dan mengantisipasi berbagai gerakan radikal di Indonesia.

BACA JUGA: Tumpang Tindih Fungsi, Beberapa Kementerian Harus Digabung

"Indonesia selama ini dapat bersatu di tengah keanekaragaman budaya, etnis, dan agama," papar Michael.

Sedangkan Aster TNI Gede Sugiarta yang mewakili Panglima TNI dalam kesempatan itu mengharapkan para pemuda untuk berperan aktif  menjaga dan melestarikan kerukunan, persatuan dan kebersamaan bangsa Indonesia yang memiliki berbagai latar belakang suku, agama, ras, dan kepercayaan. Sebab, kata dia, pemuda punya peran strategis di Indonesia. "Peran tersebut harus diwujudkan dalam bentuk yang nyata," ungkap Gede.

Ia mengatakan, radikalisme bukan warisan dari bangsa Indonesia. Ancaman radikalisme juga tetap membayangi Indonesia. Dia menegaskan, TNI sebagai penjaga pertahanan Indonesia tentu akan mengawal ancaman radikalisme dari luar. "Pemuda mengambil peran di dalam untuk mencegah dengan memahami wawasan kebangsaan," pungkasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beredar Susunan Final Menteri Jokowi-JK, Ini Daftarnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler