Gandeng 4 Atlet Ini, Ortuseight Kampanyekan Semangat Totalitas dalam #GiveItAll

Kamis, 28 September 2023 – 13:23 WIB
Ortuseight meluncurkan kampanye terbaru yang terinspirasi dari semangat totalitas bertajuk #GiveItAll dengan menggandeng 4 atlet ini. Foto: Dokumentasi Ortuseight

jpnn.com, JAKARTA - Brand olahraga dan lifestyle di bawah naungan PT Vita Nova Atletik, Ortuseight meluncurkan kampanye terbaru yang terinspirasi dari semangat totalitas bertajuk #GiveItAll.

Dilansir dari laman www.ortuseight.id, #GiveItAll merupakan tagline yang akhirnya dipilih oleh Ortuseight untuk mewakili pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak dan juga sekaligus sebagai momen perayaan lima tahun perusahaan ini berdiri.

BACA JUGA: Ortuseight Forte Aegon Rilis Sepatu Bola Edisi Khusus Hari Kemerdekaan RI

“Pemilihan tajuk 'GIVE IT ALL' ini sendiri melalui waktu yang panjang,” ujar Ayu Putri Wulandari, Brand Communication Ortuseight.

Dia menyampaikan #GiveItAll dipilih, karena secara makna benar-benar mewakili semangat totalitas yang dimiliki tim internal Ortuseight maupun atlet serta user Ortuseight.

BACA JUGA: Ortuseight Meluncurkan Koleksi Sepatu Terbaru, Dijual Terbatas, Sebegini Harganya

Seperti dilansir dari laman Instagram resmi @Ortuseight, “From Zero to Hero, by giving it all.

#Ortuseight ingin mengajak kalian untuk melihat perjuangan yang menginspirasi untuk memberikan segalanya hingga berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan.

BACA JUGA: Montreal, Hasil Kolaborasi Ketiga Ryuji Utomo dengan Ortuseight

Agar audiens dapat lebih dalam menggali makna dari kampanye #GiveItAll, Ortuseight juga menjalin kolaborasi dengan empat atlet, antara lain Bambang Bayu Saptaji dari cabang olahraga futsal.

Kemudian Niko Afriyanto (sepak bola), Tazi Ahmad (atletik), dan Puspa Arum Sari (pencak silat).

“Arum, Bayu, Tazi dan Niko telah membuktikan bahwa kerja keras sepenuh hati dengan semangat #GiveItAll adalah kunci menuju kesuksesan,” ujar Ayu Putri Wulandari.

Melalui keempat atlet ini, Ortuseight ingin mengajak anak muda Indonesia untuk melihat dan mendengar kisah perjuangan yang menginspirasi. Bambang Bayu Saptaji.

Berkat kerja keras dan dedikasi pada mimpinya, atlet yang biasa dipanggil BBS ini berhasil menjadi pemain futsal profesional Indonesia pertama yang berkarier di liga futsal internasional di Dalian Yuan Dynasti, China.

Kemudian atlet selanjutnya, Tazi Ahmad Dani membagikan pengalamannya ketika cedera.

Dia hampir menyerah dan merasa gagal, karena cedera ini membuat Tazi terpaksa tidak latihan serta sama sekali tidak beraktivitas di luar rumah.

“Di momen ini saya dalam fase aktif-aktifnya latihan, tetapi saya harus berhenti karena mengalami cedera yang lumayan parah,” tuturnya.

Diakui Tazi tidak mudah bagi dirinya untuk melewati kondisi tersebut.

"Namun saya mengatasi cobaan ini secara perlahan dengan memotivasi diri agar saya bisa sembuh dan bisa melakukan latihan kembali," ungkapnya.

Tazi Ahmad Dani terus giat berlatih hingga akhirnya bertemu dengan pelatih yang membantunya mengasah talentanya.

Kerja keras dan dedikasi yang dilakukan Tazi sejak awal inilah yang akhirnya membuahkan hasil sehingga menjadi Juara Nasional dan mewakili Indonesia pada Thailand Sports School Khon Kaen Games 2019.

Ada juga kisah inspiratif seorang Niko Alfriyanto yang selalu mengingat pesan ayahnya untuk tak lelah mencari pengalaman dan tetap semangat serta serius berlatih.

“Waktu itu saya diantar almarhum ayah ikut seleksi di PERSIHARJO, umur 15 tahun, tetapi tidak diterima, lalu nekat berangkat ke Jakarta untuk ikut SKO (Sekolah Olahragawan Kemenpora) di Ragunan tidak
lolos juga padahal sudah di tahap akhir, hampir menyerah,” kenangnya.

Berulang kali penolakan terjadi, namun Niko tidak menyerah.

Dia terus giat berlatih dan mencoba sampai akhirnya kerja kerasnya membuahkan hasil, yaitu dapat membela Timnas Indonesia dan memperkuat tim Persija Jakarta.

“Setelah itu beberapa bulan kemudian mencoba kembali iku seleksi di Persija, dan alhamdulilah lolos, bertahan sampai sekarang,” ujar Niko penuh bangga.

Niko sudah berlatih sepakbola sejak duduk di bangku TK dan tak henti berjuang sejak saat itu hingga sekarang demi menjadi pesepakbola profesional.

Atlet terakhir yang diangkat untuk campaign #GiveItAll adalah Arum Dara.

Dia menuturkan Sea Games 2017 di Malaysia merupakan titik balik bagi dirinya.

Persiapan yang panjang memakan waktu kurang lebih 4-5 tahun, namun hasil akhirnya dirasa kurang memuaskan, karena dapat medali perunggu.

Padahal harapannya dengan persiapan yang lama seharusnya dapat hasil yang lebih baik.

Di sana juga mental Arum Dara digempur habis-habisan.

“Melihat satu persatu teman di tim tumbang, saya cuma bisa menangis dan rasanya down, dari yang awalnya berdoa untuk diberikan kemenangan sampai akhirnya saya berdoa agar diberikan keluasan hati untuk menerima apapun yang terjadi,” kata Arum Dara.

Di situlah momen titik balik yang membuat seorang Arum Dara hampir menyerah.

“Dan itu pengalaman yang mendewasakan saya untuk menerima hasil dengan ikhlas, tetapi terus berusaha maksimal,” kenang Arum Dara.

Sebab, menurutnya ketika sebuah tantangan muncul, terutama tentang karier, seorang atlet harus bisa menghadapi itu dengan lapang dada.

“Semua orang siap untuk menang, tetapi jarang ada orang yang mempersiapkan diri untuk bangkit kembali ketika mereka gagal,” ujarnya.

Merangkum kisah dan pesan dari Arum, Bayu, Tazi dan Niko sebagai perwakilan atlet muda ini diatas, Ortuseight berharap agar kampanye #GiveItAll ini bisa menginspirasi anak muda Indonesia lainnya agar tetap mengutamakan kerja keras sepenuh hati.

Kemudian menjadikan semangat #GiveItAll sebagai kunci menuju kesuksesan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler