jpnn.com, KARAWANG - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menginisiasi Program Mudik Asik Tanpa Sampah Plastik bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri 1439 H untuk mengantisipasi lonjakan timbulan sampah sepanjang arus mudik dan arus balik.
Ini adalah bagian dari kampanye nasional Kendalikan Sampah Plastik yang menjadi tema Indonesia untuk menperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2018.
BACA JUGA: Kurangi Botol Plastik, KLHK Bagi 750 Tumbler untuk Pemudik
“Mudik Asik Tanpa Sampah Plastik menekankan pada upaya merubah opini dan kesadaran para pemudik serta masyarakat luas untuk tetap berperilaku bijak dalam mengelola sampah, terutama dalam suasana kegembiraan merayakan hari raya Idulfitri," ujar Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (Dirjen PSLB3) KLHK.
Dalam melaksanakan mudik tanpa sampah, KLHK bekerja sama dengan berbagai pihak terkait telah mengimbau dan mengajak masyarakat.
BACA JUGA: Antisipasi Karhutla, Manggala Agni Lakukan Pemadaman Awal
Khususnya para pemudik, untuk menerapkan mudik tanpa sampah dengan cara memakai peralatan makan dan minum yang dapat dipakai ulang, dan menghindari pemakaian wadah plastik sekali pakai seperti kantong plastik, juga membatasi mengkonsumsi makanan dan minuman berkemasan plastik.
Melalui media sosial, KLHK bekerja sama dengan PT. Jasa Marga sebagai pengelola jalan tol terbesar di Indonesia telah menyebarluaskan bahan kampanye dan edukasi publik berupa konten digital mudik tanpa sampah.
BACA JUGA: Dua Pesan Penting Menteri Siti Nurbaya saat Halal Bihalal
Di samping itu juga bekerjasama dengan operator jalan tol Cipali, PT Lintas Marga Sedaya untuk penanganan sampah di rest areanya.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota di masing-masing daerah yang dilintasi jalur mudik juga ikut aktif bergerak menangani sampah.
"KLHK telah menerbitkan Surat Edaran Dirjen PSLB3 Nomor : SE.2/PSLB3/PS/PLB.0/6/2018 tentang Pelaksanaan Mudik Tanpa Sampah yang ditujukan kepada para Gubernur, Bupati, dan Walikota untuk ikut melaksanakan mudik tanpa sampah dengan melaksanakan kampanye dan edukasi kepada masyarakat, menyediakan sarana pengelolaan sampah yang memadai seperti tempat sampah terpilah di fasilitas publik, menyelenggarakan penanganan sampah di jalur mudik dan daerah penyangganya, serta menyediakan unit khusus pengelolaan sampah di lapangan," imbuh Vivien.
Dirjen PSLB3 juga melakukan monitoring penanganan sampah dalam rangka arus balik sekaligus melakukan pengelolaan sampah di titik pantau Rest Area km 102 ruas tol Cipali (Kabupaten Subang), Rest Area km 62 ruas tol Cikampek – Jakarta (Kabupaten Karawang) dan Rest area km 14 ruas tol Merak – Jakarta (Kota Tangerang).
Edukasi untuk mengurangi sampah plastik dilakukan kepada para pemudik dan membagikan tas dan tempat minum yang dapat digunakan ulang.
Di Rest Area km 102 Tol Cipali, terdapat timbulan sampah dari pemudik rata-rata sebanyak 3 ton per hari.
"Sampah tersebut dikelola oleh Pengelola Rest Area dan diangkut oleh DLH Kab. Subang setelah terkumpul di Tempat Penampungan Sementara untuk dipilah dan kemudian dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kondisi Rest Area ini cukup bersih dan terawat," papar Vivien.
Kurang lebih 30 orang petugas kebersihan dari DLH Kab Karawang bekerjasama dengan petugas kebersihan rest area diterjunkan di kawasan ini.
Demikian juga di rest area 13 timbulan sampah berkisar 2-3 ton per hari. Sementara di km 62 terdapat timbulan sampah sebanyak 10 ton per hari dengan pola penanganan yang hampir serupa di tiap rest area.
Mudik asik tanpa sampah plastik ini akan ditindaklanjuti dengan program pengelolaan sampah di sepanjang jalan tol yang berbasis pada pengelolaan sampah kawasan dengan kolaborasi antara pemerintah daerah dan pengelola jalan tol beserta pengelola rest area.
Diharapkan ajang mudik tahun depan, model pengelolaan sampah tersebut sudah bisa diterapkan dan upaya pengurangan sampah plastik akan terus ditingkatkan seiring dengan perubahan perilaku masyarakat yang semakin bijak untuk mengurangi sampah plastiknya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Cegah Karhutla di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Redaktur & Reporter : Natalia