jpnn.com, JAKARTA - Quipper bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan pemanfaatan teknologi, yang menyasar ratusan kepala sekolah di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Quipper School Premium Manager, Riza Purnama mengatakan sosialisasi tersebut merupakan salah satu dukungan Quipper bagi kepala sekolah dalam menghadapi tantangan perubahan pendidikan saat ini.
BACA JUGA: Skema Baru, Quipper Siapkan Materi untuk Hadapi SNBT UTBK 2023
“Quipper ingin membekali kepala sekolah dengan pengetahuan praktik baik agar bisa membangun kemandirian guru menghadapi perubahan,” ungkap Riza dalam siaran persnya, Selasa (28/2).
Dia menambahkan kondisi pandemi Covid-19 telah mendorong sejumlah inovasi dan transformasi pendidikan dilangsungkan dalam waktu yang relatif cepat.
BACA JUGA: Quipper dan IOH Salurkan Bantuan Pendidikan kepada Korban Gempa Cianjur
Salah satunya ialah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kebijakan kurikulum merdeka.
Dalam situasi ini, guru, sebagai garda terdepan pendidikan dituntut adaptif dalam menyikapi setiap perubahan.
BACA JUGA: HGN 2022, Quipper Umumkan 177 Ribu Guru Gunakan Platform Ini
Namun, tidak jarang juga didapati sejumlah guru di Indonesia yang masih belum memiliki kecakapan ini.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 109 Jakarta, Dra. Rusmala Nainggolan memandang bahwa fixed mindset serta rendahnya penilaian terhadap kemampuan diri sendiri menjadi penghambat utama guru beradaptasi dengan perubahan.
“Saya masih menemui guru yang merasa dirinya tidak butuh dan tidak mampu lagi berubah. Akibatnya, guru berhenti belajar dan berhenti menciptakan inovasi pembelajaran dalam ruang kelas,” ujar Rusmala.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pokja Pembelajaran, Ditjen GTK, Kemdikbudristek, Medira Ferayanti, menerangkan kecakapan memimpin (leadership) menjadi esensial bagi seorang kepala sekolah dalam membantu guru menghadapi setiap perubahan, contohnya dalam implementasi kurikulum merdeka.
“Apabila kepala sekolahnya semangat belajar, guru-guru yang lain pasti juga termotivasi untuk belajar dan mau mengikuti perubahan,” ujar Medira.
Medira menambahkan bahwa kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi guru dengan memperkuat komunitas belajar, baik di dalam sekolah, antarsekolah, maupun di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
“Untuk komunitas belajar antarsekolah dan PMM bisa menjadi dukungan tambahan,” tambah Medira. (ddy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Quipper Gelar Kompetisi Cerdas Cermat untuk Siswa SMA Sederajat, Hadiahnya Wow
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian