jpnn.com, JAKARTA - Relawan pendukung setia Erick Thohir, Balad Erick Thohir bersama ratusan massa dari pegiat seni budaya Sisingaan Kabupaten Subang melakukan deklarasi dukungan kepada Menteri BUMN untuk maju jadi calon presiden (Capres) 2024.
Dukungan kepada eks Presiden Inter Milan ini digelar di Lapangan Bola Blok Cicadas, Kelurahan Dangdeur, Kabupaten Subang, pada Kamis (28/7/2022).
BACA JUGA: Erick Thohir Punya Bekal Lengkap untuk Bertarung di 2024
Ketua Paguyuban Seni Budaya Sisingaan Kang Asep Suryadi mengatakan dukungan untuk Erick Thohir yang dibalut dengan pergelaran seni budaya Sisingaan bukan tanpa alasan.
Pasalnya, sosok Erick Thohir dianggap memiliki kapasitas dan komitmen dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya di tradisional di Indonesia.
BACA JUGA: Erick Thohir: Saya dan Jaksa Agung Punya Visi Sama dalam Program Bersih-Bersih BUMN
“Seni pertunjukan Sisingaan menjadi lambang dan sejarah perlawanan masyarakat Subang terhadap penjajah Inggris dan Belanda. Meski sekarang jadi identik dengan acara khitanan namun sesungguhnya bermakna bahwa di atas penderitaan yang kita alami selalu ada generasi baru yang kita harapkan jadi pemimpin masa depan,” ujar Kang Asep.
Harapan itu, kata Kang Asep, ada pada sosok Menteri BUMN Erick Thohir.
BACA JUGA: Citayam Fashion Week Sudah Menjalar, Puan Minta Energi Kreatif Anak Muda Diwadahi
Sebab, menurut dia, selain punya kedekatan dengan masyarakat Sunda Erick Thohir juga memiliki prasyarat yang cukup lengkap untuk melanjutkan kepemimpinan bangsa.
“Erick Thohir adalah balad urang, ibunya Edna Thohir merupakan seorang perawat asal Kadipaten, Majalengka. Seperti makna di balik Budaya Sisingaan, Erick Thohir selalu punya cara untuk menyelesaikan masalah,” tutur Kang Asep.
Sementara itu, perwakilan Koordinator Pusat Balad Erick Thohir, Ma’ruf Mutaqin yang turut hadir dan memberikan sambutan mengatakan ada banyak alasan kenapa dukungan kepada Erick Thohir ini dideklarasikan dengan balutan Seni Budaya Sisingaan di Subang.
Pertama, menurut Ma’ruf, sejarah, darah dan budaya Sunda melekat pada dirinya. Kata dia, masa kecil Erick Thohir sama seperti masyarakat sunda kebanyakan, seperti pernah makan ampas kecap atau daun katel.
“Pak Erick selalu menyampaikan jika masa kecilnya sangat familiar dengan makanan ampas kecap berwarna agak gelap dan daun katel, sayuran berupa pucuk kedelai yang biasa dibuat campuran sambal terasi,” kata Ma’ruf.
Sama seperti kita, Erick Thohir menurut Ma’ruf juga biasa main biji karet. Untuk diadu atau sekadar koleksi.
Erick juga terbiasa duduk bersila di mushola, menunggu waktu shalat atau ngaji bareng.
“Masa kecil Erick Thohir sama dengan kita, pernah juga berbain biji karet. Ngadu atau sekadar buat koleksi. Pernah duduk bersila di mushola, menunggu waktu shalat atau ngaji bareng teman-temannya. Masa-masa yang membuat nya kini gemar membangun masjid,” terangnya.
Alasan lain, menurut Ma’ruf adalah rekam jejak dan kesuksesannya di dunia bisnis. Bisnis apa pun, kata dia, jika dipegang Erick Thohir selalu berhasil. Hebatnya, kata Ma’ruf, kesuksesan di dunia bisnis tersebut ia tularkan saat memimpin perhelatan Asian Games 2018 ataupun saat menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf di tahun 2019.
“Erick Thohir sukses di dunia bisnis, pernah punya klub basket di amerika, klub sepak bola di Italia (Inter Milan), punya banyak bisnis media. Terutama Republika. Sukses memimpin perhelatan akbar Asian Games 2018, penyelenggaraan acara olahraga paing sukses baik dari sisi kemasan maupu. Teknik pertandingan. Sukses luar biasa,” tegasnya.
Terakhir, kata Ma’ruf kesuksesan itu pun ia ulangi saat memimpin Kementrian BUMN. Di eranya, perusahaan-perusahaan pelat merah yang dahulu kerap sakit-sakitan ia obati hingga kembali tegak berdiri.
“Perusahaan BUMN dahulu gemar rugi bukan untung. Seperti orang sakit yang selalu harus diberi obat dan infus. Menghabiskan uang negara, uang masyarakat. Setelah diobati, diperbaiki jadi perusahaan yang mulai untung. Tiga tahun terakhir, kontribusinya mencapai Rp 1.200 triliun,” ujar Ma’ruf.
Hal lain yang menurutnya menjadi alasan kenapa deklarasi ini dilakukan adalah karena baik secara pribadi maupun sebagai Menteri BUMN Erick Thohir selalu mendorong bukan saja pelestarian namun juga pengembangan seni dan budaya tradisional.
“Di bandara-bandara, Pak Erick kembali mengaktifkan acara-acara budaya yang menampilkan seni dan budaya tradisional kita,” ujar Ma’ruf.
Terbaru, ungkap Ma’ruf, Erick Thohir sukses melakukan transformasi Gedung Sarinah yang dulu lusuh dan identik dengan restoran cepat saji asing, menjadi New Sarinah yang dari sisi desain, tampilan jadi lebih menarik. Sarinah saat ini juga lebih menampilkan produk-produk UMKM.
Dia menilai Sarinah yang sempat hilang sisi sejarahnya kembali dikuatkan. Ada bagian yang berbentuk relief yang melambangkan keberpihakan Bung Karno terhadap masyarakat bawah.
Sarinah pun kini jadi creative center di tengah megahnya pencakar langit di Kota Jakarta menjadi tempat masyarakat bawah, UMKM berkumpul.
“Siapa pun, termasuk yang saat ini viral, anak-anak muda di ‘Citayam Fashion Week’ bisa memanfaatkan Gedung Sarinah,” ujar Ma’ruf.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari