jpnn.com, MAKASSAR - Bea Cukai menggandeng pemerintah pusat (pempus) dan pemerintah daerah (pemda) untuk meningkatkan potensi ekspor di Makassar dan Yogyakarta.
Sebagai informasi, nilai ekspor Indonesia pada 2022 secara kumulatif mencapai USD 291,98 miliar atau naik 26,07 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Bea Cukai Ajak Mahasiswa Berkolaborasi Bikin Konten yang Mengedukasi Masyarakat
Kinerja positif ekspor 2022 tentu harus dipertahankan, salah satunya dengan fungsi Bea Cukai sebagai industrial assistance melalui sinergi dan asistensi ekspor.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Makassar Ria Novika Sari menyampaikan dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) go international, pihaknya melakukan kerja sama dengan Digital Entrepreneurship Academy (DEA), Balai Besar Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP Kominfo) Makassar.
BACA JUGA: Tingkatkan Pengawasan, Bea Cukai Lakukan Ini Bersama Kejaksaan
“Tujuannya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul untuk mempercepat transformasi digital bidang kewirausahaan dalam rangka peningkatan ekonomi digital,” jelas Ria melalui keterangan yang diterima, Kamis (23/2).
Ria mengatakan Tim Asistensi Ekspor Bea Cukai Makassar akan memberikan pelatihan dan materi mengenai peluang ekspor serta kondisi pasar internasional pada DEA.
Sementara Kominfo akan membangun infrastruktur berupa BTS 4G pada daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
Daerah yang terpilih sebagai piloting pada program ini adalah Kabupayen Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Selanjutnya, Bea Cukai Makassar turut menghadiri Dialog Peningkatan Ekspor Indonesia dengan Kolaborasi, Aman, dan Terkendali, yang diselenggarakan Dewan Pengurus Daerah Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (DPD GPEI) Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat di The Rinra Hotel Makassar, pada Kamis (9/2).
“Kolaborasi Bea Cukai Makassar dengan pemerintah pusat dan daerah bertujuan untuk mendorong produk lokal dari Sulawesi agar dapat go international,” ujar Ria.
Sementara itu, Bea Cukai Yogyakarta menghadiri rapat koordinasi monitoring dan evaluasi yang diselenggarakan Disperindag Provinsi DIY tentang pemanfaatan Jogja Business Service Center (JBSC), pada Rabu (15/2).
Kegiatan ini juga dihadiri perwakilan dari Bank Indonesia, pengembang platform JBSC, perwakilan GPEI Yogyakarta, perwakilan eksportir, serta perwakilan Disperindag kabupaten/kota di Provinsi DIY.
JBSC adalah wadah yang memfasilitasi pelaku usaha di DIY untuk berkonsultasi mengenai permasalahan dan kendala terkait ekspor dan impor yang muncul dalam dunia usahanya.
Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai VI Bea Cukai Yogyakarta Turanto Sih Wardoyo mengatakan diperlukan strategi promosi yang baik agar masyarakat familiar dengan JBSC serta dapat terus menerus akses untuk mencari informasi terkini seputar ekspor dan impor.
Menurut Turanto, JBSC bisa menjadi akselerator dalam kolaborasi dan sinergi pentahelix dalam optimalisasi pengembangan potensi lokal sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi inklusif di DIY.
"Harapannya, kegiatan rapat koordinasi ini dapat mendorong perbaikan dan pengembangan platform JBSC guna memfasilitasi kemudahan pelaku usaha untuk melakukan kegiatan ekspor,” ujar Turanto. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi