JAKARTA – DPR terus bereaksi keras menyikapi manuver Anggota Parlemen Australia, Richard. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, jika manuver-manuver itu terus dijalankan dan pemerintah Australia pun membuka ruang, maka Komisi I tidak akan tinggal diam.
“Jadi, salah satu reaksi keras, ada beberapa temen di Komisi I mengatakan bahwa kalau manuver ini terus berjalan dan Pemerintah Australia sepertinya membuka ruang, mereka punya ide akan membentuk Kaukus Aborigin,” kata Mahfudz kepada
wartawan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (1/3). “Ada ide seperti itu, tapi saya belum merespon,” lanjut Mahfudz.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin mengingatkan kepada pemerintah untuk mewaspadai rencana berkumpulnya beberapa aktivis dan sejumlah anggota parlemen Australia dan sekitar Pasifik (Papua Nugini, Selandia Baru, Vanuatu dan lainnya ) pada pekan depan di Australia.
Dijelaskan, mereka berkumpul dalam sebuah kaukus Parlementarian For West Papua. Salah seorang anggota parlemen Australia dari Partai Hijau Richard, yang tergabung dalam kaukus tersebut mengatakan, bahwa bangsa Papua harus diberi kesempatan menentukan pilihannya sebagai bangsa.
Mahfudz menegaskan, Australia sebenarnya masih punya PR untuk menyelesaikan permasalahan dalam negerinya. “Karena kita tau persoalan Aborigin belum selesai sampai sekarang. Demonstrasi kelompok-kelompok Aborigin masih berlangsung sampai sekarang, baik di depan parlemen dan di depan gedung perdana menteri kan?,” ungkap Mahfudz.
Jadi, menurut Mahfudz, “Kalau Australia memersoalkan soal permasalahan ini, Australia juga punya PR yang sama,” tegasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Protes KPK, Sistoyo Minta Pindah Sidang ke Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi