jpnn.com, JAKARTA - Kelenjar tiroid adalah organ kecil di leher yang memiliki peran besar dalam mengatur metabolisme tubuh.
Hormon yang dihasilkan kelenjar ini berfungsi untuk mengontrol suhu tubuh, menyerap dan menggunakan energi dari nutrisi, mengoptimalkan perkembangan otak dan sistem saraf, hingga menjaga tekanan darah serta denyut jantung tetap stabil.
BACA JUGA: Kanker Tiroid Mudah Disembuhkan, Ahli Bedah Beri Penjelasan
"Sayangnya, gangguan pada kelenjar tiroid sering kali tidak disadari hingga menimbulkan dampak serius pada kualitas hidup," kata dokter spesialis penyakit dalam, dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, Kamis (28/11).
Masalah tiroid dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu, perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok, gangguan fungsi hormon tiroid atau kombinasi dari gangguan bentuk dan gangguan fungsi hormon tiroid.
BACA JUGA: Thalita Latief Ungkap Penyebab Dirinya Mengidap Kanker Tiroid, Ternyata...
Perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua yaitu benjolan jinak dan ganas.
"Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon)," ucapnya.
BACA JUGA: Begini Kondisi Thalita Latief Setelah Operasi Tumor Tiroid
Gejala hipertiroid meliputi gemetar, gelisah, mata melotot, penurunan berat badan meski banyak makan, gangguan tidur, rasa lelah, jantung berdebar-debar, intoleransi panas, diare, dan gangguan menstruasi. Juga otot lemah, rasa cemas, nadi cepat, kelenjar gondok membesar.
Sementara, gejala hipotiroid meliputi mudah lelah, peningkatan berat badan, pelupa, sulit berkonsentrasi, rambut rontok, kulit kering, intoleransi dingin, kolesterol tinggi, mata sembab, denyut jantung melemah, suara parau, siklus menstruasi tidak teratur.
"Gangguan-gangguan ini jika dibiarkan dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup secara signifikan. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat menjadi sangat penting," ucapnya.
Bethsaida Hospital Gading Serpong menawarkan solusi modern untuk gangguan tiroid melalui Endocrine, Metabolic & Thyroid Center. Salah satu teknologi unggulan yang digunakan adalah Radio Frequency Ablation (RFA). Prosedur minimal invasif ini memungkinkan pengobatan nodul tiroid tanpa operasi besar.
Menurut dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, tindakan RFA melibatkan penggunaan elektroda yang diarahkan ke nodul dengan bantuan USG. Energi termal dari generator listrik kemudian digunakan untuk menghancurkan jaringan tumor, semuanya dilakukan dengan anestesi lokal sehingga pasien merasa nyaman.
Keunggulan Radio Frequency Ablation (RFA) meliputi prosedur hanya memakan waktu 30 menit hingga 1 jam. Biayanya juga lebih terjangkau dibandingkan operasi konvensional serta tidak meninggalkan bekas sayatan atau luka operasi.
Selain itu juga minim rasa sakit, baik saat maupun setelah prosedur, observasi pascaprosedur hanya memakan waktu 10-12 jam.
"Kami menyediakan fasilitas lengkap, termasuk Radio Frequency Ablation, untuk penanganan tiroid dengan teknologi terkini dan tim medis berpengalaman, demi memastikan perawatan optimal dan nyaman tanpa operasi konvensional," ujar Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong Dr. Pitono.
Dia juga menekankan bahwa gangguan tiroid seringkali tidak menunjukkan gejala spesifik. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dan deteksi dini menjadi langkah krusial untuk mencegah komplikasi serius.
"Dengan kemajuan teknologi medis seperti RFA, kini masyarakat memiliki pilihan pengobatan tiroid yang lebih aman, nyaman, dan efektif," ungkapnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad