jpnn.com, MUSI BANYUASIN - Bakal calon presiden (Bacapres) RI 2024 Ganjar Pranowo bersilaturahmi dengan warga Desa Bukit Jaya Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (6/11/2023).
Bukit Jaya merupakan desa berprestasi di tingkat nasional dan mayoritas dihuni oleh transmigran asal Jawa Tengah.
BACA JUGA: Ide Ganjar Mewujudkan UU Pesantren demi Kemajuan Ponpes
Tiba di lokasi, Ganjar langsung disambut antusias warga yang sudah beberapa jam sebelumnya menunggu.
Mereka yang mayoritas ibu-ibu berjajar di sepanjang jalan untuk bersalaman dan mengabadikan momen dengan kamera handphone.
BACA JUGA: Keseruan Ibu-Ibu di Kebayoran Lama Saat Ikut Lomba Masak Bareng Muslimah Ganjar
Kepala Desa Bukit Jaya, Jauhari dalam sambutannya mengaku tidak menyangka jika Ganjar berkunjung ke desanya. Bahkan dia mengumpakan seperti mimpi.
"Ngimpi opo (mimpi apa), Pak Ganjar, datang ke sini,” kata Jauhari.
BACA JUGA: Sukarelawan Ganjar Bantu Angkat Ekonomi Para Nelayan di Jawa Timur
Dia menceritakan bahwa desanya banyak meraih penghargaan di tingkat nasional. Di antaranya juara dua keterbukaan informasi publik, juara dua perpustasan desa, dan Proklim peringkat 17 Pratama.
“Alhamdulillah, desa ini, desa yang berprestasi di tingkat nasional," paparnya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo mengapresiasi atas prestasi yang diraih Desa Bukit Jaya. Hal itu mampu menjadi inspirasi desa-desa di daerah lain untuk berpikir maju.
"Bisa menggerakkan masyarakatnya. Masyarakatnya memberikan dukungan yang bagus dan banyak prestasi yang ada,” ujar Ganjar.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga berdiskusi dengan warga. Ada beberapa masukan, di antaranya soal nasib dan kesejahteraan guru. Termasuk perhatian terhadap atlet berprestasi.
"Tentu saja tadi ada masukan-masukan. Pertama, nasib guru termasuk guru yang ada di PAUD, kelompok belajar, kelompok bermain begitu dan bagaimana membentuk karakter anak-anak sejak dini,” ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, perhatian ini dibutuhkan oleh para guru. “Saya sangat setuju itu sehingga nasib guru juga baik. Prestasinya juga baik, anaknya punya karakter, punya ilmu," ujar Ganjar.
"Nah, di samping itu, ada anak berbakat. Ada guru olahraga, bagaimana agar atlet-atlet di daerah ini bisa naik kelas dari kampung, provinsi dan nasional. Termyata mereka butuh akses agar bisa masuk. Maka, carikan jalan, entah bisa lewat KONI, kementerian, apakah lewat dinas,” ujar Ganjar.
Ganjar berbagi pengalaman saat menjadi Gubernur Jawa Tengah.
“Kalau di Jateng dulu, saya minta ada sistem informasi atlet. Saya kira itu yang bisa direflikasi sehingga kita bisa memantau anak-anak berprestasi," pungkas Ganjar.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari