jpnn.com - JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbicara tentang ancaman krisis ekonomi yang tengah menjadi tantangan dunia internasional, belakangan ini.
Dia meyakini Indonesia dapat menghadapi ancaman krisis dengan kekuatan sumber daya alam yang ada.
BACA JUGA: Ganjar Punya Cara Jitu Mencegah Penyebaran Penyakit Kulit Sapi di Jateng
Ganjar menyatakan pandangannya saat memberikan orasi ilmiah pada Dies Natalis Universitas Prof Dr Moestopo, di Jakarta, Kamis (19/1).
"Krisis global yang terjadi saat ini membuat sepertiga negara di dunia atau sekitar 70 negara di dunia terancam resesi."
BACA JUGA: Makin Aktif Rangkul Anak Muda, Saga Gelar Berbagai Kegiatan Bersama Milenial
"Sebanyak 47 (negara) di antaranya sudah menjadi pasien IMF. Artinya, seluruh negara itu bakal mengalami kondisi sebagaimana yang pernah kita (Indonesia) hadapi pada 1998 lalu," ujar Ganjar.
Dalam kesempatan itu, Ganjar menyemangati lulusan Universitas Moestopo agar tak gentar meski situasi tak menentu akibat krisis global.
BACA JUGA: Ganjar Milenial Center Berbagi Sembako dan Gelar Kelas Kecantikan di Sulsel
Menurut dia, saat ini ada sepuluh negara dengan tingkat inflasi sangat tinggi, dimana lima di antaranya lebih dari 100 persen.
Bahkan, kata dia, Eropa yang selama ini dianggap sebagai kiblat kemajuan dan pengetahuan, tidak mampu menghindar dari ancaman resesi.
"Terlebih dengan laju inflasi yang mencapai 9,2 persen. Ini merupakan angka yang sangat tinggi dibanding Indonesia yang inflasinya hanya 5,51 persen."
"Bahkan angka itu juga lebih rendah dibanding inflasi yang dialami Amerika sebesar 6,5 persen," katanya.
Menurut Ganjar, kondisi Indonesia lebih baik dibanding negara lain.
Dia bahkan meyakini Indonesia akan menjadi negara yang kuat, jika seluruh sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada dikelola secara optimal.
"Langkah awal yang mesti dilakukan adalah menghitung ulang berapa kekayaan dan kekuatan negara," tuturnya.
Ganjar lantas menyebut sejumlah potensi yang dimiliki Indonesia.
Antara lain, potensi energi baru terbarukan mencapai 3.600 gigawatt (GW), dimana baru 11,15 GW yang dimanfaatkan.
Kemudian, potensi nikel yang berlimpah, sudah ditetapkan tidak boleh lagi dijual mentah.
Ada juga bauksit dan tembaga serta mineral lain.
Potensi pangan Indonesia juga sangat besar untuk dikembangkan dengan luas wilayah tanam, disokong kesuburan lahan serta terjaminnya kebutuhan air.
Hal ini tentu membuat Indonesia sebagai salah satu lumbung pangan dunia sangat terbuka lebar.
Lalu, potensi kelautan, perkebunan, peternakan, industri, pengembangan teknologi sampai kebudayaan.
"Tahun 2023 ini merupakan tahun transisi. Maju atau tidaknya negara ini di masa mendatang, bergantung pada apa yang dilakukan di tahun ini."
"Untuk menghadapi masa transisi ini, yang mesti diingat dan pegang kuat-kuat adalah semangat gotong royong," ucap Ganjar. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hewan Ternak di Jateng Terkena Penyakit LSD, Ganjar Pranowo Beri Peringatan Begini
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang