Ganjar Dinilai Bisa Dongkrak Elektoral PDIP di Pemilu 2024, Puan Bakal Jadi Beban

Jumat, 23 September 2022 – 09:20 WIB
Ganjar Pranowo -Puan Maharani. Ilustrator: Sultan Amanda/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berpotensi mendongkrak elektoral PDIP pada Pemilu 2024 jika partai berlogo banteng itu mengusungnya menjadi calon presiden (capres).

Di sisi lain, Ketua DPR RI Puan Maharani dinilai malah berpotensi menjadi beban elektoral PDIP, bila diusung menjadi capres 2024.

BACA JUGA: Atasi Banjir Rob di Pekalongan Raya, Ganjar Sodorkan Solusi Ini

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia (CPI) Yunarto Wijaya saat memaparkan survei 'Kondisi Sosial Politik dan Peta Elektoral Pasca Kenaikan Harga BBM'.

Yunarto menjelaskan, berdasarkan survei elektabilitas Ganjar dalam semua simulasi 3,10, dan 27 nama berada di atas angka 20 persen.

BACA JUGA: Imbauan Penting dari Pegadaian, Jangan Sampai Tertipu, ya!

Terlebih, kata Yunarto, dalam survei yang sama PDIP berada di puncak elektabilitas partai dengan perolehan 21,4 persen.

"Artinya Ganjar berpotensi menjadi dongkrak dan magnet elektoral dari PDI Perjuangan ketika dua variabel orang dengan survei tertinggi dan partai dengan survei tertinggi ini kemudian menjadi satu variabel," kata Yunarto, Kamis (22/9).

BACA JUGA: Lewat KIP, Jokowi Beri Kesempatan yang Sama Kepada Generasi Muda untuk Mengenyam Pendidikan

Yunarto mengatakan, keuntungan elektoral tersebut tidak akan didapat jika PDIP mengusung Puan menjadi capres.

Pasalnya elektabilitas Puan masih berada di angka 2 persen, sehingga berpotensi menjadi beban elektoral PDIP pada Pemilu 2024.

"Mba Puan ada di angka sekitar 2 persen, artinya sosok capres ini yang seharusnya logikanya dalam Pemilu serentak bisa menjadi dongkrak elektoral, ini berpotensi menjadi beban elektoral," tuturnya.

Namun, Yunarto menjelaskan partai tidak hanya menggunakan hasil survei sebagai pertimbangan dalam memilih capres yang akan diusung.

Yunarto menilai, hal itu merupakan bagian dari kompleksitas keputusan partai.

"Tapi balik lagi kompleksitas dari pengambilan keputusan partai kan tidak hanya melihat apa yang ada di dalam hasil survei," katanya.(chi/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler