jpnn.com, PROBOLINGGO - Generasi Alumni Muda Universitas Brawijaya (UB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair) yang tergabung dalam sukarelawan Ganjar Creasi (G-Creasi) terus mendorong sejumlah peternak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), untuk mengekspor biobriket ke pasar internasional.
Oleh karena itu, Ganjar Creasi gencar menggelar pelatihan pemanfaatan limbah kotoran sapi sebagai pengganti bahan bakar batu bara ini kepada peternak dan masyarakat umum di Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, Jatim, pada Jumat (17/11).
BACA JUGA: Ganjar Creasi Wujudkan SDM Terampil dengan Gelar Pelatihan di Malang
Perwakilan Koordinator Ganjar Creasi Jatim Anwar Sidiq mengatakan biobriket memiliki nilai jual, baik lokal maupun ekspor.
Menurut Anwar, jika dijual, biobriket dari kotoran ternak ini bisa seharga Rp 8.000-Rp 10.000 per kilogram.
BACA JUGA: Ziarah di Makam Leluhur Lamongan, Ganjar Creasi Kenang Jasa Para Pahlawan
Selain itu, potensi ekspornya sangat besar karena biobriket merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan terbuat dari bahan-bahan organik.
“Manfaat ekonomisnya, yaitu briket memiliki nilai jual, baik lokal maupun ekspor. Briket dari kotoran ternak ini lebih tahan lama," ujarnya.
BACA JUGA: Tingkatkan Produktivitas Hewan Ternak Lewat Pemenuhan Pakan, Ganjar Creasi Dorong Ketahanan Pangan
Diketahui, kelebihan dari briket kotoran sapi adalah mempunyai panas pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang biasa.
Walaupun panas yang dihasilkan tinggi, asap yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan arang biasa.
Proses produksi briket dari kotoran sapi lebih ramah untuk lingkungan sekitar.
Risa Setiawan sebagai peserta pelatihan menilai kegiatan yang digelar loyalis calon presiden Ganjar Pranowo ini sangat bermanfaat.
"Setelah mengikuti pelatihan pembuatan briket G-Creasi, sangat bermanfaat sekali bagi kami sebagai warga di sini," ujarnya.
Setiawan mengatakan dirinya dan peserta lainnya kini bisa membuat bahan bakar pengganti batu bara dari kotoran sapi.
"Dengan praktik ini, kami bisa memanfaatkan limbah kotoran sapi sebagai pengganti bahan bakar. Nilai jualnya sangat luar biasa di sini," ujar Setiawan.(fri/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari