Ganjar Diserang Isu Hoaks, Pengamat Geram dan Minta Kritik Hal yang Substantif

Rabu, 03 Mei 2023 – 00:06 WIB
Pengamat Politik Adi Prayitno. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia, Adi Prayitno mengimbau masyarakat untuk menghindari kritik berlebihan dan perundungan kepada bakal calon presiden (bacapres), salah satunya Ganjar Pranowo.

Adi mengaku geram atas unggahan seorang warganet yang mengedit foto Ganjar bersebelahan dengan salah satu mantan artis dewasa dari Jepang.

BACA JUGA: Gambar Ganjar Peluk Miyabi Beredar di Medsos, Mulai Perang Hoaks?

Dia menilai penyebaran hoaks tersebut sangat kontraproduktif dan hanya melahirkan keributan yang tidak berkesudahan.

Pengamat politik itu pun mengimbau agar kritikan kepada bacapres harus bersifat substansif.

BACA JUGA: Ganjar Milenial Serahkan Bibit Padi dan Pupuk untuk Kelompok Tani di Musi Rawas

"Capek. Serangan vulgar semacam ini sudah banyak makan korban. Bukan hanya keributan, tetapi banyak juga yang berurusan dengan pihak berwajib karena dianggap fitnah, hoaks, dan merusak nama baik," kata Adi saat dihubungi wartawan, Selasa (2/5).

Dia mengatakan bukan tidak mungkin serangan-serangan kepada bacapres tersebut membuat pendukung masing-masing tokoh tersinggung, dan berujung pelaporan kepada pihak berwajib.

BACA JUGA: Peluang Erick Thohir Mendampingi Ganjar Belum Habis, Sandiaga juga Berkantong Tebal, tetapi

"Kalau mau mengkritik calon seperti Ganjar, seperti Anies, atau Prabowo, lebih pada substansi, seperti visi misi, soal statement atau kebijakan politiknya yang pernah dilakukan selama menjadi pejabat publik," ujar Adi.

"Kalau ingin mengkritik Ganjar misalnya, kritik apa saja yang menjadi kelemahan di Jateng, kritik Anies apa yang menjadi kelemahan di Jakarta. Atau Prabowo ketika jadi Menhan dan seterusnya," kata dia.

Selain bersifat substantif, Adi meminta masyarakat memberikan kritikan yang terukur, mampu membangun demokrasi yang sehat, dan tidak memecah belah bangsa.

"Saya kira Pemilu 2024 harus menjadi momen kampanye politik terutama oleh pendukungnya itu harus konstruktif. Bukan lagi terlampau berlebihan yang justru akan merusak suasana batin kebangsaan," pungkasnya. (cuy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjaran Buruh Berjuang: May Day 2023 jadi Momentum Membawa Perubahan


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler