jpnn.com, KLATEN - Ganjar Pranowo selalu memakai mobil dinas Toyota Innova berwarna hitam untuk kunker ke berbagai daerah sejak dilantik menjadi Gubernur Jawa Tengah 2013 lalu,
Namun, dua hari ini agak berbeda. Saat Ganjar turun memeriksa penyaluran bantuan sosial tunai (BST) di sejumlah daerah di Jateng, suami Siti Atiqoh itu menumpang mobil Nissan Navara.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Misteri Rekening Keluarga Akidi Tio, Luhut Disikat, Bupati dan Wali Kota Protes
Mobil double cabin warna hitam dengan logo BPBD itu selalu dia bawa saat berkunjung ke daerah.
Ke mana mobil Innova Ganjar? Apakah Ganjar sudah bosan dengan mobil kesayangannya itu?
BACA JUGA: Kasus Covid-19 di Klaten Menurun, Pak Ganjar: Terima Kasih untuk Warga
Sopir Ganjar, Arfan saat ditemui di Solo, Rabu (4/8), mengatakan gubernur ke-15 Jateng itu memintanya membawa mobil Navara dan mengistirahatkan mobil Innova untuk sementara waktu.
Bukan karena bosan, Ganjar ingin mobil yang lebih besar dan memiliki bagasi untuk membawa sembako.
BACA JUGA: Mas Gibran Berani Tolak Permintaan Ganjar di Hadapan Warga, Ternyata Ini Alasannya
"Bapak yang minta ganti Navara, katanya biar bisa membawa sembako di bagasi," kata Arfan.
Mobil Navara yang dinaiki Ganjar itu memang membawa sejumlah barang di bagasi belakang. Ada beras, minyak goreng, mie instan, sardine, vitamin dan berbagai kebutuhan lain. Barang-barang itu selalu diberikan Ganjar kepada warga yang membutuhkan.
Misalnya saat, dia melihat pembangunan RTLH di Grobogan, Selasa (3/8) kemarin. Ganjar langsung meminta ajudannya menurunkan beras dan sembako lain untuk dibantukan pada warga yang rumahnya baru diperbaiki.
Begitu juga saat Ganjar menengok warga Solo yang juga baru mendapat bantuan RTLH hari ini.
Ganjar juga meminta ajudannya menurunkan sembako dari mobil untuk diberikan pada warga di sana.
Hal ini juga yang dilakukan Ganjar saat memeriksa pembagian BST di Boyolali.
Saat ada warga yang sepuh mengambil bantuan, Ganjar langsung meminta ajudannya memberikan beras.
Salah satu penerima beras dari Ganjar adalah Sukiyem, warga Boyolali. Saat mengambil BST di kantor kecamatan, Sukiyem mengatakan pada Ganjar bahwa bantuan itu akan digunakan untuk beli beras.
"Ngge tumbas uwos Pak (buat beli beras pak)," katanya.
Ganjar langsung menawari Sukiyem untuk diberikan beras. Sejumlah pejabat yang ada di sekitarnya kebingungan karena tak melihat Ganjar membawa beras atau juga tak ada mobil muatan sembako yang mengikuti.
"Itu mobil saya sekarang saya isi beras, sembako dan lainnya. Buat bantu-bantu masyarakat. Mas tolong mbahnya ini dikasih beras ya," kata Ganjar pada ajudannya.
Kebiasaan Ganjar selama ini sudah dihafal Argan, sopir pribadinya sehingga, setiap ada jadwal Ganjar kunjungan ke luar kota, dia selalu sibuk menyiapkan sembako di mobil itu.
"Jadi kalau bapak mau kunjungan ke daerah-daerah, saya selalu menyiapkan sembako di mobil. Soalnya pasti ditanyakan saat ada warga yang membutuhkan, bapak selalu kasih," imbuh Arfan.
Namun, ada hal yang menarik diceritakan Arfan. Setiap naik mobil Navara, Ganjar selalu duduk di kursi depan samping sopir. Sementara kursi tengah, digunakan duduk ajudannya.
Seringkali, lanjut Arfan, beberapa kepala daerah yang kecele saat menyambut Ganjar. Mereka berdiri di samping pintu tengah bagian mobil. Sementara yang keluar dari dalam adalah ajudan.
"Sering sekali seperti itu, mereka nunggu di depan pintu tengah mobil, eh yang keluar ajudan. Bapak senyum-senyum saja saat keluar dari pintu depan," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia