Ganjar Ingin Ada Pusat Tes Genome Sequencing di Jateng

Kamis, 10 Juni 2021 – 08:43 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo di Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga. Foto: IG @ganjarpranowo

jpnn.com, SALATIGA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menjadi pusat tes genome sequencing di Jateng.

Sebab selama ini, pengetesan untuk mengetahui jenis varian baru Covid-19 itu masih mengandalkan Jakarta dan Jogja.

BACA JUGA: Dengar Curhat Ada Anak Dihamili Pacar saat Usia 16 Tahun, Ini Reaksi Pak Ganjar

Hal itu disampaikan Ganjar saat meninjau lokasi itu pada Rabu (9/6). Ganjar menegaskan, secara infrastruktur dan sumber daya manusia, tempat itu siap digunakan sebagai pusat tes genome sequencing.

"Saya kira penting tempat ini dijadikan pusat genome sequencing. Maka nanti saya akan koordinasi dengan pak Menkes untuk membantu peralatan baru di tempat ini," kata Ganjar.

BACA JUGA: Ada yang Curhat ke Pak Ganjar soal Posko Covid-19

Sebenarnya, Balai Litbang Vektor Salatiga sudah memiliki alat sejenis untuk tes genome sequencing.

Namun, itu adalah alat lama dan belum mampu menyelesaikan secara holistik, cara kerjanya masih parsial sehingga butuh waktu lama untuk pengetesan.

BACA JUGA: Ya Ampun, Kumpulan Emak-Emak Kena Sidak Pak Ganjar, Banyak yang Tak Disiplin

"Makanya kami harap bisa diselesaikan di sini, sehingga gak harus dikirim ke Jakarta atau ke UGM (Jogja). Tenaganya di tempat ini profesional, tempatnya bagus dan infrastrukturnya sangat mendukung," jelasnya.

Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga lanjut Ganjar merupakan salah satu tempat tes PCR terbesar di Jateng. Dalam sehari, tempat itu bisa menyelesaikan 600 hingga 700 sampel PCR.

"Bahkan pada waktu-waktu tertentu, bisa mencapai 900. Jadi tenaga dan infrastrukturnya disini lengkap kalau ditambah dengan alat tes genome sequencing," ucapnya.

Keberadaan pusat pengecekan varian baru Covid-19 di Jateng itu, lanjut Ganjar, sangat mendesak. Pasalnya, dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Jateng, maka perlu diketahui apakah ada varian baru.

"Ini perlu kita ketahui, apalagi tadi di RS Paru Ario Wirawan saya mendapat laporan, ada usia 24 tahun, positif Covid-19 tanpa komorbid dan meninggal dunia. Ini kan perlu diketahui ada apa, ini jenis penyakit apa, se-bahaya apa. Ini yang coba kita petakan. Mudah-mudahan ini terealisasi, sehingga treatmen kita nanti tidak keliru," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala B2P2VRP Joko Waluyo mendukung usulan Ganjar tersebut. Menurutnya, pihaknya siap dijadikan pusat pengetesan varian baru Covid-19 di Jateng.

"Kami siap, semuanya siap. Hanya memang kurang alatnya. Sebenarnya kami punya, tapi perlu dilengkapi dengan whole genome squencing. Alat kita sekarang ini masih parsial, jadi perlu nyambung-nyambung dan pengetesan memakan waktu lama," pungkasnya. (flo/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler