jpnn.com, BOYOLALI - Capres Pemilu 2024 Ganjar Pranowo menjenguk pendukungnya yang dianiaya oknum tentara di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng).
Ganjar tiba di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang Boyolali tempat dua pendukungnya, Slamet Andono dan Arif Diva Ramandhani, yang menjadi korban penganiayaan itu dirawat pada Minggu (31/12/2022) sekitar pukul 21.04 WIB.
BACA JUGA: Kolonel Richard Beber Kronologi Oknum TNI Aniaya Pendukung Ganjar-Mahfud di Boyolali
Ada tujuh pendukung Ganjar yang dianiaya oknum anggota Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha pada Sabtu (30/12/2023). Namun, dua orang masih harus dirawat, yakni Slamet dan Arif.
Begitu tiba di rumah sakit milik Pemkab Boyolali itu, Ganjar yang didampingi istrinya, Siti Atikoh, langsung menuju lantai tiga tempat perawatan. Mantan gubernur Jateng itu langsung melihat Slamet Andono.
BACA JUGA: Protes Oknum TNI Keroyok Sukarelawan, PDIP Ingatkan Tentara untuk Netral, Nama Prabowo Disebut
Saat ditemui Ganjar, warga Kadipiro, Cepogo, Boyolali itu masih terbaring di tempat tidur. Slamet bisa berkomunikasi, tetapi wajahnya masih memar.
Di depan Ganjar, pemuda kelahiran 1997 itu mengaku dipukuli oknum tentara ketika pulang dari kampanye.
Ketika berhenti di perempatan berlampu pengatur lalu lintas, Slamet didekati sejumlah oknum TNI yang langsung memukulinya.
Selanjutnya, Slamet dibawa ke asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali. Di tangsi itu, Slamet kembali dihajar oleh lima orang, termasuk oknum tntara berseragam.
Ganjar juga menjenguk Arif yang kondisinya lebih parah ketimbang Slamet. Remaja kelahiran 2003 itu masih belum sadar setelah mengalami penganiayaan yang melukai kepala, wajah, dan kakinya.
“Dari tujuh anak yang mengalami, ada dua yang masih dirawat. Satu saya tidak sempat omong karena masih tidur, karena situasinya masih bengkak-bengkak, yang satu sudah bisa diajak bicara," ujar Ganjar memberikan penjelasan kepada awak media seusai menjenguk Slamet dan Arif.
Menurut Ganjar, dirinya juga memperoleh penjelasan dari dokter yang merawat dua pendukungnya itu. Kedua korban mengalami luka memar, bahkan ada yang giginya copot karena dipukuli.
Merujuk pengakuan Slamet, capres bernomor 3 di Pilpres 2023 itu menjelaskan korban dipukuli saat berhenti di persimpangan berlampu pengatur lalu lintas, lalu ditarik ke tangsi.
“Tiba-tiba dipukul dan setelah itu dia ditarik, balik ke dalam (markas) dipukuli. Mereka (tentara) berseragam," imbuh Ganjar.
Penyandang gelar S.H. dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu pun menyayangkan tindakan oknum tentara itu.
Menurut Ganjar, semestinya jika memang pendukungnya melanggar, persoalannya segera diserahkan ke kepolisian.
“Siapa pun tidak boleh mengatasnamakan apa pun dengan semena-mena. Kami akan urus itu," kata Ganjar.
Mantan pimpinan Komisi Aparatur Negara dan Pemerintahan DPR RI tersebut mengaku sudah mengomunikasikan persoalan itu dengan Panglima TNI, Kasad, dan Pangdam IV Diponegoro.
"Sambutannya bagus dan ada tim dari saya bisa komunikasi mengenai perkembangan," tuturnya.
Namun, Ganjar juga mengingatkan seluruh pendukungnya bersikap tertib. Capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo, tersebut sangat berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Jadi, cerita ini harus dijadikan contoh agar tidak terulang lagi,” pesannya.
Selain itu, Ganjar juga menanggung biaya pengobatan pendukungnya yang menjadi korban penganiayaan tersebut.
“Untuk biaya kami urus semuanya," katanya.(jpnn.com)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Pengeroyokan di Boyolali, Eks Jenderal TNI Minta Pelaku Diberi Sanksi Berat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi