Ganjar Minta Tokoh Agama dan Masyarakat Menahan Diri tidak Menggelar Acara

Rabu, 18 November 2020 – 14:45 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo di kantornya. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah masih tetap menerapkan aturan terkait protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19.

Hal ini, menyusul pemerintah pusat yang mengimbau pemerintah daerah untuk tegas menghadapi acara berpotensi kerumunan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Anies Baswedan Dicecar Puluhan Pertanyaan, Perintah Terbaru Kapolri, Jangan Berani Gelar Aksi Reuni 212!

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan, pemprov masih belum mengizinkan acara yang menimbulkan kerumunan.

Apabila memang harus membuat acara yang berpotensi kerumunan maka harus mengandung izin dari kepolisian dan Satgas COVID-19 Jawa Tengah.

BACA JUGA: Ganjar Dukung Usulan IDI, Tak Ada Libur Panjang di Akhir Tahun

"Agar kami bisa melakukan pendampingan dan pengecekan. Tapi yang sifatnya ramai-ramai tidak diizinkan," tegas Ganjar di kantornya pada Rabu (18/11).

Upaya-upaya disiplin protokol kesehatan, lanjut Ganjar, seperti operasi yustisi hingga pemberian sanksi pada pelanggar juga tetap berjalan dan belum berhenti.

BACA JUGA: Malam-Malam Perwakilan Buruh Datang ke Rumah Pak Ganjar, Ini yang Disampaikan

Menurut Ganjar, selain sebagai upaya pendisiplinan sekaligus edukasi pada masyarakat.

Ganjar berharap, tak hanya masyarakat tetapi juga para tokoh baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat bisa menahan diri.

Pihaknya pun saat ini sedang memetakan agenda-agenda besar yang berpotensi muncul acara yang menimbulkan kerumunan.

"Termasuk di tempat-tempat pariwisata kemarin dievaluasi kami sampaikan agar Dinas Pariwisata juga mengontrol. Kalau sudah berlebihan, tidak terkontrol dengan baik, tutup, bubarkan. Maka seluruh yang sekarang ingin menyelenggarakan acara dengan keramaian kita minta untuk betul-betul protokolnya disiapkan," tegasnya.

Ganjar menjelaskan, tidak ada batas khusus berapa jumlah orang dalam penyelenggaraan suatu acara. Namun dengan syarat protokol kesehatan diterapkan dengan baik.

"Sebenarnya kalau semua mau menyiapkan dengan protokol yang baik nggak papa kok, dibatasi jumlahnya, diatur, duduknya berjarak, pakai masker, di situ ada protokolnya kan aman. Inilah yang disebut sebagai adaptasi kebiasaan baru. Tapi kalau kerumunan yang tidak terkontrol tidak teratur, itu yang sangat membahayakan," ujarnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler