jpnn.com, JAWA BARAT - Ganjar Muda Padjajaran (GMP) Jawa Barat menggelar penyuluhan tentang pencegahan dan solusi stunting untuk masyarakat Bogor pada Sabtu (11/3).
Kegiatan itu digelar di Jalan E. Sumawijaya Blok Kampung Sindang Barang No 6, RT 2 RW 3, Pasireurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
BACA JUGA: Srikandi Ganjar Jateng Beri Pasir Uruk kepada Warga Desa di Kabupaten Pati
Koordinator GMP Jawa Barat, Anshari mengatakan kegiatan ini terinspirasi dari program kerja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang sangat memperhatikan kesehatan anak dan ibu hamil di Indonesia.
"Pak Ganjar peduli terhadap kesehatan dan juga peduli terhadap tumbuh kembang anak di Indonesia. Kami ingin mencontoh keberhasilan beliau di Jawa Tengah dan harapannya kalau beliau jadi presiden nantinya secara nasional ada perhatian untuk stunting," ujar Anshari.
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Menggelar Pelatihan Membuat Kompos Pakai Biodex
Acara ini dihadiri oleh 50 warga sekitar yang didominasi oleh kaum ibu dan membawa anak balita
Materi penyuluhan stunting disajikan dari dua sisi yaitu dari sudut pandang gizi dan nutrisi, dan psikologi.
BACA JUGA: TCL Jadi Pelopor Mini LED TV & QLED
Oleh karena itu, dihadirkan dua nara sumber yakni perawat Lala Hidayanti dan konselor Puspaga Kabupaten Bogor Tely Yulianti.
"Sejalan dengan program nasional untuk pengurangan angka stunting di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Bogor angkanya saat ini 4,78. Harapannya bisa membantu hilangnya stunting di Kabupaten Bogor," jelas Anshari.
Menurut Anshari, cara pencegahan stunting bisa dilakukan dengan mengatur usia pernikahan yang ideal, begitu juga dengan usia kehamilan.
Ibu hamil diharapkan bisa memperhatikan pemenuhan gizi dan nutrisi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sejak janin masih dalam kandungan.
Sementara itu, perawat Lala Hidayanti menjelaskan kegiatan ini sangat berguna untuk mengedukasi masyarakat agar tahu mengenai stunting.
"Jadi hari ini kami mau coba menjelaskan ke masyarakat soal stunting, nanti acaranya penjelasan, terus coba tanya masyarakat kenal gak sih stunting ini sendiri. Kan, stunting itu ada jangka panjang sama jangka pendeknya. Nah ini yang jangka panjangnya yang harus kita cegah," tutur Lala.
Menurutnya, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022.
Lala berharap angka itu bisa terus ditekan agar kasus stunting bisa dihilangkan.
"Harapannya diadakannya kegiatan ini angka stunting di Indonesia menurun, karena angka stunting di Indonesia itu sudah mencapai hampir 20 persen itu termasuknya keadaan kritis. Semoga menurun dengan diadakannya penyuluhan-penyuluhan tentang stunting ini," kata Lala.
Lala kemudian menjelaskan, cara-cara pencegahan stunting yang dimulai dari pencegahan secara dini yaitu saat masa kehamilan ibu mengandung.
Ibu hamil harus rutin memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mengetahui perkembangan janin dan pola hidup sehat ibu hamil.
Kemudian setelah anak lahir, ibu diharapkan dapat memberi asi eksklusif selama enam bulan. Setelahnya, anak dapat diberikan makanan yang bergizi.
Kegiatan penyuluhan ini juga diselingi dengan sosialisasi sosok Ganjar Pranowo sebagai calon pemimpin bangsa yang diharapkan membawa kemakmuran dan adil pada masyarakat.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada